Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Jemaah Masjid Al-Muqsith Ditemani Semilir Angin Puncak

Hawa sejuk, hijau pepohonan, semilir angin gunung akan menyambut pengunjung yang menginjakkan kaki di Masjid Al Muqsith.

Editor: Y Gustaman

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maulana

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Hawa sejuk, hijau pepohonan, semilir angin gunung akan menyambut pengunjung yang menginjakkan kaki di Masjid Al Muqsith.

Masjid yang berada tepat di pinggir Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memiliki bentuk unik, berbeda dengan masjid pada umumnya.

Anda tidak akan menemukan kubah di atas masjid ini. Memang masjid ini didesain tidak menggunakan dinding di area tempat salat.

Dari lantai tiga Masjid Al Muqsith, jemaah bisa melihat pegunungan di sisi kanan.

Masjid yang berada di Jalan Raya Puncak KM 83, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini memiliki tiga lantai.

Lantai bawah untuk toilet pria dan wanita, lantai dua untuk area salat laki-laki, dan lantai tiga untuk area salat perempuan.

Meski tak berdinding, masjid ini tetap kokoh karena terdapat beberapa tiang pancang sebagai penahan. Atapnya berbentuk payung berwarna putih.

Berita Rekomendasi

Air wudu berasal dari air pegunungan. Angin sejuk sangat terasa ketika kita salat di masjid tersebut.

Pengurus Masjid Al-Muqsith, Muhammad Masykur, mengatakan masjid ini dibangun pada 2006 dan selesai pada 2008.

"Masjid ini diresmikan pada 2009 oleh ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) yang waktu itu dijabat KH Hasyim Muzadi," kata Masykur kepada TribunnewsBogor.com.

Dua pria sedang melaksanakan salat di Masjid Al Muqsith, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/6/2016).

Masjid ini didirikan dan dikelola oleh Yayasan Adnyadna Jawa Dwipa, Jakarta. Masjid dua lantai ini bisa menampung 150 jemaah.

Al- Muqsith berarti Maha Adil yang diambil dari Asmaul Husna. Di dinding kiblat masjid terpasang ayat suci Alquran dari Surat Al-Qasas ayat 77.

Kutipan ayat suci yang terbuat dari baja tersebut menceritakan keseimbangan dunia dan akhirat. "Masjid ini arsiteknya orang Jakarta. Kita juga enggak tahu alasannya kenapa didesain seperti ini," ungkap dia.

Ia menuturkan, tiang pancang bangunan terbut dari baja dan bahan pembuat payungnya didatangkan dari Australia. Bahan payungnya pun sangat kuat, bahkan diinjak-injak orang tak akan jebol.

"Yang masangnya juga langsung orang Australia. Setahun dua kali dibersihkan, tapi itu yang bersihkannya khusus dari perusahaan pembersih gedung," tutur Masykur.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas