Ibu Menyusui Bisa Hentikan Berpuasa Jika Ada Indikasi Bayi Dehidrasi
Jika ada beberapa indikasi negatif yang terjadi pada bayi, ibu menyusui disarankan untuk tidak melangsungkan puasa.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Air Susu Ibu (ASI), merupakan asupan gizi yang paling baik bagi bayi.
Walau bentuknya hanyalah cairan, asi dapat memberikan gizi yang sangat optimal jika dibandingkan dengan susu-susu formula yang juga kerap diperkenalkan dan diberikan kepada bayi.
Maka dari itu, ibu menyusui harus secara intensif memberikannya kepada sang buah hati, terutama saat usia nol hingga enam bulan.
Namun bagaimana jika ibu menyusui itu ingin melangsungkan ibadah puasa seperti wanita lainnya?
Berpuasa bagi ibu menyusui diperbolehkan asalkan tidak mengurangi pemberian ASI kepada sang buah hati.
Tetapi jika ada beberapa indikasi negatif yang terjadi pada bayi, ibu menyusui disarankan untuk tidak melangsungkan puasa.
Dokter Spesialis Anak RS UGM, dr Fita Wirastuti, MSc, SpA menuturkan, ada beberapa indikasi pada bayi yang mengharuskan si ibu menyusui menghentikan puasanya.
Di antaranya seperti jika berat badan bayi menurun, kuantitas kencing si bayi menurun dan masih banyak lagi.
"Bayi normalnya kencing enam kali sehari. Kalau ada indikasi dehidrasi, ibu disarankan untuk tidak melanjutkan puasanya. Namun jika tidak ada indikasi itu, tidak apa-apa kok jika ingin berpuasa," ungkapnya.
Ia melanjutkan, malah yang paling mempengaruhi produksi ASI ibu menyusui adalah pikirannya.
Jika si ibu berpikir positif dan optimis, menyusui disaat puasa pun akan seperti biasanya.
Maka dari itu ia sangat menyarankan kepada orang-orang sekitar ibu menyusui seperti suami, ibu, ayah dan lainnya untuk mendukung jika si ibu ingin berpuasa.
"Beri sugesti yang baik kepada si ibu. Selain itu, ibu menyusui pun bisa mengkonsumsi vitamin tambahan agar lebih maksimal saat menyusui, seperti vitamin C, vitamin A, zat besi dan lainnya," jelasnya. (tribunjogja.com)