Refly Harun Benar-benar Menjadi Family Man Saat Ramadan Tiba
"Islam harus menjadi rahmat semesta alam, rahmat bagi siapa saja. Yang berdekatan dengan muslim merasa sejuk dan damai."
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Datangnya bulan Ramadan membuat pengamat hukum tata negara, Refly Harun, merasa menjadi family man yang sebenar-benarnya.
Refly punya kebiasaan setiap bersantap sahur bersama keluarga, diiringi dengan menonton tayangan Ramadan di televisi.
"Senang dengar lagu-lagu bernuansa Ramadan, senang di rumah, kecuali ada pekerjaan di luar, menjadi family man. Lalu datangkan guru mengaji buat anak-anak," kata Refly ketika ditemui Tribunnews.com.
Tradisi lainnya yakni berbuka puasa bersama dengan Keluarga Muslim Fakultas Hukum UGM yang ada di Jakarta.
Refly menuturkan, acara itu biasanya digelar di rumah Denny Indrayana saat menjabat Wamenkumham.
Namun, Denny kini tinggal di Merlbourne ,Australia sehingga acara buka bersama dipindah ke rumah Refly di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Refly juga mengikuti salat trawih di kompleks rumahnya terdahulu. Kompleks perumahan itu kebanyakan dihuni para pensiunan.
"Ini menandai siapa yang masih ada dan meninggal. Ini mengingatkan usia yang terus bertambah. Kita masih kenal dan bernostalgia," kata Refly.
Refly juga memiliki tradisi mudik ke Palembang setiap lebaran tiba. Mudik menggunakan mobil meskipun jaraknya jauh. "Kata anak saya kalau pakai pesawat tidak mudik. Asiknya di sana," kata Refly.
Mudik ke Palembang dimanfaatkan Refly untuk bersilaturahmi dengan ibundanya dan kakaknya.
Dia juga berziarah ke makam ayahnya di desa Sriguna, Ogan Komering Ilir. "Disana ada uwak saya, kita bersilaturahmi dan membagi rezeki," kata Refly.
Refly juga bersyukur diberikan panggilan berhaji pada 12 Agustus 2017. Ia telah mendaftar sejak tahun 2012. Dalam bulan Ramadan ini, Refly pun menyampaikan pesan yang mengingatkan kembali Islam sebagai agama damai.
"Harusnya beragama menunjukkan kedamaian dengan menghargai perbedan dan tidak memaksaan pendapat, politik berbeda pendapat biasa tak perlu memaki dan membenci atau membunuh itu jauh dari citra Islam," ungkapnya.
"Keyakinan agama tidak boleh kendor, keragaman dan silaturahmi kepada semua manusia harus baik. Islam harus menjadi rahmat semesta alam, rahmat bagi siapa saja. Yang berdekatan dengan muslim merasa sejuk dan damai," kata Refly.