Menelusuri Jejak Dakwah Sunan Kalijaga di Bukit Surowiti Gresik
Mun’im mengisahkan, Sunan Kalijaga sering menggelar dakwah berupa pengajian untuk warga sekitar di sana.
Editor: Malvyandie Haryadi
Menurut Mun’im, hanya empat tiang kayu yang masih tersisa dari bangunan asli. Sisanya sudah mengalami pemugaran.
Tempat ini, kata dia, dulu digunakan sebagai tempat berdakwah oleh Sunan Kalijaga.
Mun’im mengisahkan, Sunan Kalijaga sering menggelar dakwah berupa pengajian untuk warga sekitar di sana.
Salah satu murid terbaik Sunan Kalijaga di sana adalah Raden Bagus Mataram. Makamnya berada di sekitar wilayah petilasan.
“Masjid ini dulu untuk sembayang dan menyiarkan agama serta tausiyah,” kata dia.
Selain itu, ada dua benda peninggalan lain yang masih di simpan oleh warga. Benda itu berupa dua Alquran yang tulisan tangan.
Salah satunya bahkan ditulis dengan tinta emas. Dua benda ini terakhir kali disimpan di rumah kepala desa beberapa periode sebelumnya.
Ia menerangkan, kedua Alquran tersebut lebih tebal dibanding Alquran pada umumnya.
Dengan kedua tangannya, Mun’im memeragakan ketebalan kitab tersebut: kurang lebih sekitar 40 sentimeter (cm).
“Pernah mau dibuatkan museum untuk tempat dua peninggalan itu, tapi belum kesampaian sampai sekarang,” ujarnya.
Saat ditanya siapa penulis dua Alquran itu, sang juru kunci tidak bisa memastikan. Dari cerita yang ia dapat dari para sesepuhnya, Alquran itu merupakan peninggalan Raden Said alias Sunan Kaligaja.
Namun, ia tak bisa memastikan bahwa murid Sunan Bonang itu yang menulis ayat-ayat di Alquran tersebut.
“Ada juga sebuah pusaka yang saat ini sudah hilang,” tambahnya, menjelaskan tentang peninggalan yang lain.
Dikenal sebagai seorang seniman, toh tidak ada peninggalan benda-benda seni, terutama seni musik di petilasan itu.