Pengelola Bingung, Kebutuhan Hidup di Pesantren Ini Selalu Terpenuhi Meskipun Tak Dipungut Biaya
Ada sekitar 220 anak yatim tinggal, makan hingga sekolah di komplek Pesantren khusus yatim As-Syafi'iyah di Jatiwaringn, Pondok Gede Bekasi.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ada sekitar 220 anak yatim tinggal, makan hingga sekolah di komplek Pesantren khusus yatim As-Syafi'iyah di Jatiwaringn, Pondok Gede Bekasi.
Tetapi santri yang menimba ilmu tidak dipungut biaya pendidikan tinggal hingga dan makan.
"Fakir miskin, dhuafa, mereka disini tinggal tanpa dipungut biaya, semua ditanggung yayasan dan yang datang kesini, bantu sumbangan, meskipun jumlahnya ngga besar tapi alhamdulillah," kata Atriadi Musthofa salah seorang pengurus pesantren kepada Tribunnews.com, Minggu (4/6/2017).
Menurutnya, semua santri yang tinggal diwajibkan menimba ilmu. Bahkan sampai bangku kuliah.
"Sekolahnya sama sepeti diluar SD, SMP, SMA. Tanggungan yang kuliah 25, ada juga yang sudah jadi sarjana," kata Atriadi.
Sambil menunjukan buku catatan sumbangan donatur, Atriadi menyebutkan yang mereka terima bukan cuma uang, beras atau makanan. Dirinya juga mengaku heran dengan kebutuhan seluruh penghuni pesantren yang selalu tercukupi.
Meskipun mendapat bantuan dari keluarga dan juga pendiri pesantren, alamarhumah Prof. Dr. Hj. Tuty Alawiyah AS, namun santri hingga guru yang bekerja di pesantren tidak hidup kekurangan.
"Ya tidak bisa dijelaskan. Memang sudah dijamin oleh Allah SWT," kata Atriadi.
Dirinya menjelaskan, pesantren yang sudah berdiri sejak tahun 1978 ini berdiri atas tanah seluas 3.5 hektar. Dan semua santri, baik ditingkat SD, SMP maupun SMU diwajibkan mengikuti segala peraturan yang sudah diterapkan.
Pesantren ini juga pernah menampung 500 an orang yang korban tsunami Aceh. Usia mereka ini bukan lagi remaja atau setara dengan siswa SMP.