Pengunjung Makam Titisan Prabu Siliwangi Generasi Ke-4, Harus Wudlu dan Dilarang Merokok
Kemahsyuran Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah dalam menyebarkan agama Islam membuat kedudukannya disejajarkan dengan Wali Songo.
Editor: Anita K Wardhani
"Mungkin berbeda cara dakwah di zaman sekarang, bila sekarang orang tinggal diluruskan saja karena sebagian sudah mengenal apa itu hadits dan Al-Quran, sedangkan Eyang berhadapan dengan berbagai agama kepercayaan, sangat awam sekali masyarakat ketika itu," katanya.
Ikhtiarnya dalam menyebarkan Islam, meluas dari Bandung Selatan hingga ke Utara dengan Cikabuyutan sebagai pusatnya.
Jalan menuju makam Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah
Jalan menuju makam Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah (yudha maulana/tribun jabar)
Napak tilasnya dalam menyebarkan Islam kemudian diteruskan oleh anak cucunya, salah satunya adalah Eyang Santoan Kobul dan Eyang Ibrahim di Kabupaten Bandung Barat.
Karena keikhlasannya itu, kata Utar, masyarakat hingga kini masih menaruh hormat kepada Eyang. Hal itu bisa dilihat dari peziarah yang datang dari berbagai daerah.
Tak hanya dari kawasan Bandung Raya, bahkan peziarah dari Malaysia pun pernah datang ke sana.
"Banyaknya yang datang itu malam Senin atau malam Jumat," katanya.
Dalam rute menuju makam Eyang, anda akan melewati sebuah jalur yang di kiri dan kanannya terlihat kedua sungai tersebut dari ketinggian 30 meter.
"Di sini juga ada mushala sebelum menuju makam Eyang, air untuk berwudhunya berasal dari mata air dan sering juga dipakai warga, jika air sungai Cisondari keruh akibat hujan besar," katanya.
Disarankan, ucap Utar, bagi peziarah untuk berwudhu terlebih dahulu sebelum memasuki makam dan dilarang merokok.
Berwudhu agar doanya lebih mustajab dikabulkan oleh Allah dan dilarang merokok karena untuk menghormati orang yang sedang berdoa.
Secara geografis, lokasi makam Eyang Dalem Sangadipati Kertamanah berada di punggungan bukit yang diapit oleh dua sungai besar, yakni Sungai Cisondari dan Sungai Ciwidey yang aliran sungainya berasal dari lereng Gunung Patuha.
Di sekitar lokasi makam Eyang, tepatnya berdekatan dengan Makam Eyang Kumis Bereum terdapat sebuah gua.
Masyarakat sekitar menyebutnya Gua Hawu karena bentuknya seperti tungku.
Mitosnya, tempat tersebut bisa memberikan gambaran kesuksesan seseorang di masa depan dengan masuk ke gundukan batu berbentuk gua yang dari pintu masuk ke keluarnya hanya berjarak tiga meter dan memiliki tinggi sekitar 120 centimeter.