Diskusi Najwa dan Quraish Shihab Tentang Insya Allah, Ternyata Tak Boleh Sembarangan Diucapkan Lo
Namun, Quraish Shihab mengingatkan satu hal yang tidak diperbolehkan saat menggunakan kata "Insya Allah".
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM -- Sebagai makhluk yang memiliki keterbatasan, manusia belum bisa memprediksi apa yang akan terjadi kedepan.
Seperti, apakah seseorang bisa memastikan sanggup menjalani suatu kegiatan saat ini atau keesokan harinya.
Seseorang sering berkata "insya Allah," yang artinya jika Allah menghendaki.
Sebenarnya, apa makna dan bagaimana penggunaan kata Insya Allah yang benar?
Quraish Shihab, cendikiawan muslim, menjelaskan makna tersebut dalam acara "Shihab dan Shihab", sebuah diskusi singkat yang dibawa oleh dirinya dan anak perempuannya yang juga presenter kondang, Najwa Shihab, di Narasi TV.
Ia menjelaskan penggunaan kata Insya Allah sebenarnya adalah tanda-tanda pengabdian kepada Allah, karena kata ini memiliki makna "penyerahan" kepada Allah.
Baca: Cerita Masjid Jami Cikini Al-Mamur Peninggalan Sang Maestro Pelukis Raden Saleh
Namun, Quraish Shihab mengingatkan satu hal yang tidak diperbolehkan saat menggunakan kata "Insya Allah".
"Insya Allah yang dimaksud untuk menggantungkan kegiatan itu semata-mata pada Allah, tanpa ada usaha dari Anda," ujar mantan Menteri Agama era orde baru ini.
Najwa Shihab pun menambahkan, kerap kali makna kata Insya Allah itu menjadi teredusir, atau berkurang.
"Ketika dia akan ngeles atau menghindar gitu bi (panggilannya kepada Quraish), seolah-olah dia tidak berniat memenuhi janjinya," ujar Najwa.
Quraish sepakat, bahwa itulah yang tidak boleh.
"Itu terkesan menyalahkan Allah," ujar ayah lima anak ini.
Ia menambahkan, Insya Allah itu diucapkan setelah menanamkan dalam diri bahwa seseorang itu bertekad untuk melakukannya, mewujudkannya, namun sadar bahwa upayanya tidak berhasil kecuali kalau Allah menghendaki. (TribunJakarta.com/Erlina Fury Santika)