Mengunjungi Masjid Lautze 2 di Kota Bandung, Bangunannya Dominan Warna Merah Bercorak Tionghoa
Tak seperti bangunan masjid pada umumnya, bangunan Masjid Lautze 2 yang berada di Jalan Tamblong 27, Kota Bandung, memiliki bangunan bercorak Tionghoa
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tak seperti bangunan masjid pada umumnya, bangunan Masjid Lautze 2 yang berada di Jalan Tamblong 27, Kota Bandung, memiliki bangunan bercorak Tionghoa.
Tribun Jabar mendatangi masjid tersebut pada Sabtu (26/5/2018).
Dari depan, Masjid Lautze 2 ini sudah sangat kental corak Tionghoa.
Lampion berwarna merah, tembok berwarna merah-kuning, serta karpet berwarna merah, langsung menyambut siapapun yang hendak masuk ke masjid ini.
Masuk ke dalam, nuansa Tionghoa semakin terasa.
Mimbar dan beberapa rak yang ditempatkan di depan juga berwarna merah dan kuning.
Belum lagi tembok di belakang mimbar dipenuhi dengan ornamen khas Tionghoa.
Saat melaksanakan ibadah salat, jemaah juga akan melaksanakannya di atas karpet dan sajadah berwarna merah.
Baca: ABG Pembunuh Bocah 5 Tahun Sakit Hati kepada Ibunda Korbannya
Sayangnya, luas di dalam masjid ini hanya sekitar 7 X 6 meter saja.
Di masjid tersebut, Tribun Jabar bertemu dengan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Lautze 2, Rachmat Nugraha.
Pria yang akrab disapa Koko Rachmat ini pun bercerita mengapa Masjid Lautze 2 memiliki bangunan bercorak Tionghoa.
"Memang pada awal berdirinya, sekitar tahun 1997, masjid ini dikhususkan bagi keturunan Tionghoa yang ingin bertanya tentang Islam. Adapun ini bercorak Tionghoa. Sudah hukum alam, orang satu etnis lebih aman betah damai dengan satu etnis lagi. Agar etnis Tionghoa yang ingin masuk Islam sudah punya keluarga sendiri, masjid ini, jadi tidak usah minder," ujar pria berkacamata ini.
Namun, lanjutnya, semakin hari, yang datang ke masjid ini tak hanya keturunan etnis Tionghoa saja.
Baca: Musuh Koruptor Itu Tak Lagi Bergelut di Dunia Advokat, Dia Pilih Beternak Kambing di Kampung Halaman
Orang dari luar etnis Tionghoa pun banyak yang datang belajar Islam dan melaksanakan ibadah salat di Masjid Lautze 2.
"Masjid ini menginduk ke Yayasan Haji Karim Oei di Jakarta, Jalan Lautze. Nama Lautze sendiri artinya guru, atau yang dituakan, atau bisa disebut ustaz untuk membina dan membimbing yang bertanya tentang Islam, baik itu keturunan (Tionghoa) ataupun bukan," ujar Rachmat.
Tak hanya dikenal sebagai masjid tempat para mualaf berkumpul dan belajar Islam, masjid ini juga memiliki sejumlah kegiatan.
Rachmat mengatakan, masjid ini terbuka bagi siapapun, setiap hari.
"Kegiatan yang kami lakukan, di antaranya adalah bimbingan ikrar syahadat masuk Islam dan pembinaan mualaf. Salat Jumat, Salat Idul Fitri, Salat Idul Adha. Kajian Islam, seminar, bakti sosial. Bimbingan baca tulis, Tahsin dan Tahfiz Al-Quran. Silaturahmi Mualaf se-Bandung Raya. Dan masih banyak lagi," ujarnya.