Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Mutiara Ramadan: Etika Berlalu Lintas

Nyaris tanpa perdebatan, kecelakaan laulintas terjadi lebih banyak disebabkan faktor manusia yang lalai.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mutiara Ramadan: Etika Berlalu Lintas
gas2.org
Ilustrasi kecelakaan motor. 

Atas perbuatan itu, Ali mendapat pujian dari Nabi Muhammad dan mengatakan ia telah berlaku santun di jalan.

Sedang dalam Alquran disebutkan, "Dan janganlah engkau memalingkan mukamu dari manusia dan janganlah berjalan di bumi secara angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri" (QS. Luqman [31]: 18).

Perilaku ugal-ugalan saat berkendara merupakan satu bentuk kesombongan dan sikap tak acuh terhadap pengguna jalan yang lain.

Memacu kendaraan berkecepatan tinggi agar cepat sampai ke tujuan adalah sikap mementingkan diri sendiri.

Tak peduli apakah perilakunya itu akan mendatangkan celaka bagi orang lain, bahkan dirinya sendiri.

Perilaku-perilaku demikian tak sesuai semangat yang disampaikan dalam ayat tersebut.

Baca: Wali Kota Blitar dan Bupati Tulungagung Menyerahlah Mumpung di Bulan Suci

Padatnya lalu lintas di jalan raya menuntut pengguna jalan untuk sabar, santun, dan menaati rambu-rambu.

Berita Rekomendasi

Sabar, santun, dan tak tergesa-gesa merupakan sifat mulia yang diajarkan Rasulullah SAW.

Beliau bersabda, "Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai Allah, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa" (HR. Bukhari).

Pesan ini sejalan dengan ibadah puasa yang mendidik untuk berlaku sabar dalam berbagai hal.

Sedangkan dalam hadist lain disebutkan, "Sikap berhati-hati itu berasal dari Allah dan tergesa-gesa berasal dari setan" (HR. Malik).

Bahkan Islam mengajarkan sikap santun di jalan tidak hanya kepada sesama manusia, kepada binatang pun harus diberi kesempatan untuk menyelematkan diri terlebih dahulu agar tidak terlindas kendaraan, sebagaimana sikap Nabi Sulaiman kepada semut yang hendak menyingkir supaya tidak terinjak (QS. An-Naml [27]: 18-19).

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan etika berlalu lintas di masyarakat dapat dilakukan melalui pendekatan keagamaan.

Misalnya disosialisasikan tertib berlalu lintas merupakan bagian dari fikih yang bermuatan Ilahiyah.

Bahwa santun di jalan dan menjaga ketertiban bagian dari pesan-pesan ketuhanan yang seharusnya diwujudkan dalam kehidupan bersama.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas