Mutiara Ramadan: Menabur Kebajikan
Setiap orang pada dasarnya memiliki potensi untuk memberikan manfaat/kebajikan dalam tiga bentuk.
Editor: Dewi Agustina
Dr Mutohharun Jinan
Direktur Pondok Shabran UM Surakarta
TINGKAT kualitas iman dan bobot kebajikan seseorang dapat dilihat dari seberapa besar kemampuannya memerankan diri dalam lingkungannya sehingga banyak manfaat bagi orang lain.
Manfaat tidak semata secara finansial, lebih dari itu dapat berupa manfaat sosial dan spiritual.
Dalam satu hadist dikatakan, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Setiap orang pada dasarnya memiliki potensi untuk memberikan manfaat/kebajikan dalam tiga bentuk.
Pertama, manfaat moral. Seseorang dapat bermanfaat bagi orang lain melalui moralitas luhur yang ditampilkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Moralitas luhur dapat memberi inspirasi dan meneladani orang lain yang melihatnya untuk melakukan hal serupa.
Tanpa diperintahkan dan dengan sendirinya kebajikan yang dipancarkan menyebar kepada orang lain.
Kedua, melalui tindakan atau jasa, yang termasuk di dalamnya tenaga, keahlian, pikiran, dan lisan.
Siapa pun yang diberi karunia Allah berupa kemampuan fisik dan nonfisik disertai keahlian tertentu maka wajib baginya mendermakan kepada orang lain dengan membantu atau memberi pertolongan.
Baca: Mutiara Ramadan: Pilihan Beragama
Sejatinya setiap orang memiliki kemampuan untuk derma berupa jasa, baik yang berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah, baik pejabat atau rakyat biasa, baik yang berbadan kuat maupun lemah.
Masing-masing adalah sendiri-sendiri untuk beraktualisasi sehingga bermanfaat untuk orang-orang dan lingkungannya.
Ketiga, menabur manfaat finansial melalui sedekah harta yang dititipkan oleh Allah.
Pada bulan Ramadan seperti sekarang ini sedekah menjadi aktivitas primadona karena memang tidak sedikit teks yang mendorong supaya kaum muslim memperbanyak sedekah berpahala berlipat ganda.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.