Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Merajut Persaudaraan Membangun Masyarakat Berkeadaban

Keharusan merajut persaudaraan (ukhuwah) sesama manusia merupakan satu di antara pilar penting untuk membangun masyarakat berkeadaban.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Merajut Persaudaraan Membangun Masyarakat Berkeadaban
NET
Ilustrasi Ramadan 

Dr Mutohharun Jinan
Direktur Pondok Shabran UMS Surakarta

KEHARUSAN merajut persaudaraan (ukhuwah) sesama manusia merupakan satu di antara pilar penting untuk membangun masyarakat berkeadaban.

Kehidupan manusia sejak mulanya juga dilengkapi serangkaian perbedaan, kekhasan, dan keunikan dalam berbudaya.

Dalam ranah interpretasi keagamaan di masyarakat muslim juga telah muncul fakta kuat adanya perbedaan.

Betapapun bedanya sangat jauh upaya mencari titik-titik kesamaan harus dilakukan untuk merajut persaudaraan, untuk mewujudkan ukhuwah.

Di antara faktor penunjang lahirnya persaudaraan, khususnya sesama muslim, adalah melihat unsur-unsur yang sama.

Semakin banyak persamaan akan semakin kokoh pula persaudaraan.

Berita Rekomendasi

Persamaan rasa dan cita merupakan faktor dominan yang mendahului lahirnya persaudaraan hakiki.

Pada gilirannya, seseorang akan mudah berempati untuk turut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Tidak ada persaudaraan tanpa empati dan kebersamaan.

Merajut persaudaraan harus berbasis pada dua kesadaran, yaitu kesadaran adanya perbedaan dan kesadaran untuk saling menemukan persamaan-persamaan.

Pertama-tama perlu disadari, hakekat diperlukannya ukhuwah adalah adanya perbedaan, meskipun pada akhirnya ukhuwah menghendaki hidup dalam perlakuan yang sama.

Alquran menggarisbawahi, perbedaan adalah hukum yang berlaku secara kodrati dalam kehidupan ini (QS. Al-Maidah [5]: 48).

Baca: Mutiara Ramadan: Menabur Kebajikan

Seandainya Allah menghendaki kesatuan pendapat, niscaya diciptakan-Nya manusia tanpa akal budi seperti binatang atau benda-benda tak bernyawa yang tidak memiliki kemampuan memilah dan memilih, karena hanya dengan demikian seluruhnya akan menjadi satu pendapat.

Kedua, setelah menyadari secara benar adanya keragaman itu bagian dari skenario Allah maka kita perlu menyadari pentingnya menemukan titik-titik persamaan.

Misalnya kesadaran tentang persamaan kemanusiaan, bahwa pada haketanya manusia adalah makhluk mulia diciptakan untuk saling mengenal.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas