Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Al Quran Menjelaskan Peradaban Manusia Zaman Dahulu

Ayat itu menjelaskan beberapa hal. Pertama,tentang pengutusan Nabi Saleh kepada kaumnya Tsamud. Kedua, misi yang diemban oleh Nabi Saleh

Editor: Husein Sanusi
zoom-in Al Quran Menjelaskan Peradaban Manusia Zaman Dahulu
TRIBUN MEDAN/Riski Cahyadi
Ratusan santri membaca Al Quran saat tadarus massal awal Ramadhan 1440 H di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan, Sumatera Utara, Senin (6/5/2019). Tadarus yang diikuti sedikitnya 3.200 santri tersebut merupakan kegiatan rutin selama bulan Ramadhan di pesantren tersebut. TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

Oleh Ahsin Sakho Muhammad Pengasuh PP Dar Al-Qur’an Kebon Baru, Arjawinangun, Cirebon

Kepada kaum Tsamµd (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).”(Hud: 61.)

Ayat itu menjelaskan beberapa hal. Pertama,tentang pengutusan Nabi Saleh kepada kaumnya Tsamud. Kedua, misi yang diemban oleh Nabi Saleh adalah yaitu mengajak kaumya untuk menyembah hanya kepada Allah SWT semata.

Ketiga, penjelasan tentang asal usul manusia yaitu dari tanah.Keempat, Diantara tugas manusia di bumi yaitu memakmurkan bumi yaitu mengelolanya dengan sebaik baiknya secara bertanggung jawab.

Kelima, perintah Allah kepada kaum Tsamud agar mereka meminta ampun kepada Allah atas semua dosa mereka seperti kekufuran, dan segala perilaku yang tidak sesuai dengan tuntunan ajaran Allah. Allah adalah sangat dekat dengan hamba-Nya dan Zat yang sangat memperkenankan doa hamba hamba-Nya.

Manusia diberi mandat oleh Allah sebagai Khalifah di bumi. Tugas dari kekhilafahan manusia di bumi,disamping beribadah kepada Allah,adalah memakmurkan bumi dengan cara mengelolanya dengan sebaik baiknya.

Syekh Wahbah az Zuhaili dalam tafsirnya äl-Munir bahwa maksud dari kata ïsta’marakum”adalah “menjadikan manusia sebagai pemakmurnya dengan bercocok tanam, memproduksi barang kebutuhan manusia, membangun sarana dan prasarana, mengeksplorasi kandungan mineral dan lain lainnya yang ada di perut bumi”.

Berita Rekomendasi

Allah telah menciptakan bumi sedemikian rupa dengan segala fasilitasnya, seperti daratan, lautan, pegunungan, oksigen, flora dan fauna dan lain sebagainya,agar bisa menjadi tempat yang nyaman bagi manusia.

Jika bumi tempat manusia berpijak adalah bahan baku untuk kehidupan atau modal dasar bagi kehidupan manusia, maka Allah telah memberikan modal lain yang tidak kalah pentingnya selain keimanan dan taqwa, yaitu ilmu pengetahuan.

Allah mengajarkan kepada Nabi Adam tentang nama nama benda yang ada di sekitarnya dan kegunaannya. Inilah cikal bakal perkembangan ilmu pengetahuan pada umat manusia.

Dengan ilmu manusia mampu mengelola bahan baku yang ada di alam semesta menjadi sesuatu yang baru yang bermanfaat bagi mereka,seperti menyediakan kebutuhan sehari hari dimulai dari kebutuhan pokok, seperti sandang, pangan dan papan dan lain sebagainya.

Nabi Adam begitu juga keturunannya, dengan potensi yang ada pada dirinya mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh Allah kepadanya.Setelah itu sejalan dengan perkembangan zaman, tingkat kebutuhan manusia semakin fariatif.

Keadaan ini mengharuskan manusia terus meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan.Dengan berkembangnya ilmu engetahuan manusia akan terus menciptakan hal hal yang baru untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Pada sisi yang lain, manusia adalah makhluk sosial. Dia tidak akan bisa hidup sendirian. Eksistensi kehidupannya tergantung kepada masyarakat yang ada di sekitarnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas