Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Tidak Semua Puasa Setiap Orang Sama Derajatnya, Berikut 3 Tingkatan Puasa

Mereka yang hanya sebatas tidak makan dan minum serta menahan dari yang membatalkan puasa, golongan ini hanya sebatas "menggugurkan" kewajiban.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tidak Semua Puasa Setiap Orang Sama Derajatnya, Berikut 3 Tingkatan Puasa
Ilustrasi 

Inilah korelasi makna pada bulan puasa (Ramadan), setan itu dibelenggu seperti yang disabdakan Rasulullah SAW: "Apabila memasuki bulan Ramadan dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta dibelenggulah setan-setan."

Lalu salah satu malaikat berkata: wahai yang mengerjakan kebaikan, teruskanlah! Dan wahai yang mengerjakan keburukan, tinggalkanlah.”(HRBukharidan Muslim).

Tiga Tingkatan
Namun demikian, tidak semua puasa setiap orang sama derajatnya. Ada tingkatannya sesuai dengan kualitas iman dan takwanya.

Menurut Hujjatul Islam, Imam Ghazali dalam kitab magnum opusnya, Ihya Ulumiddin, puasa berdasarkan kuantitas atau ukurannya dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan.

Ilustrasi puasa Rajab
Ilustrasi puasa Rajab (TribunStyle.com Kolase/Instagram @ nuruzzahro_medan)

Pertama, mereka yang hanya sebatas tidak makan dan minum serta menahan dari yang membatalkan puasa.

Akan tetapi ia tidak menjaga anggota badannya dari hal-hal yang makruh dan tercela.

Kualitas puasa golongan ini hanya sebatas "menggugurkan" kewajiban.

Tingkatan biasa disebut sebagai puasanya orang-orang pada umumnya ('awam).

Berita Rekomendasi

Kedua, mereka menahan dari unsur-unsur yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari dan juga menjaga seluruh anggota tubuhnya dari perbuatan yang tercela.

Mereka mampu menjaga lisannya dari perilaku ghibah, matanya tidak digunakan untuk melihat yang haram, misalnya aurat lawan jenis yang bukan mahramnya, dan anggota tubuh lainnya.

Baca: Ramadan Waktunya Merenungkan Kembali Hubungan Sesama Muslim yang Berbeda Pilihan Politik

Tingkatan puasa ini disebut puasa khusus (khas).

Ketiga, puasa yang dijalankan oleh mereka yang juga membarenginya dengan penjagaan akal dari su'udzan (berburuk sangka) dan hati yang risau, serta menjadikannya untuk selalu berzikir kepada Allah SWT.

Pada saat puasa ia mencoba untuk membersihkan dan menyucikan jiwanya dari segala perbuatan tercela dan dosa.

Mereka menjaga hati dan pikirannya dari hal-hal yang berkaitan dengan dunia, dan menjaganya dari selain Allah SWT secara menyeluruh.

Inilah level puasa yang dimiliki oleh orang-orang sangat khusus (khawashulkhawas).

Meski amalan puasa memiliki tingkatan berbeda-beda pada setiap orang, namun ibadah ini benar-benar memberikan efek sangat positif bagi jiwa.

Tentu tingkatan paling tinggilah yang akan menghantarkan manusia berada pada puncak spiritual.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas