Ibadah Puasa Ramadan Melatih Kesabaran Dan Mengasah Rasa Empati
Oleh karena itu, puasa sangat berperan penting dalam menguatkan tekad atau kehendak seseorang.
Editor: Husein Sanusi
Pada sisi ini, puasa membantu seseorang untuk dapat mengendalikan keduanya, sedemikian sehingga dapat mengurangi kerusakan dan menambah ketakwaan.
Nah, sebagaimana derajat takwa yang bertingkat-tingkat, puasa pun memiliki tingkatan yang berbeda-beda.
Seperti dikutip dari Tafsir Ruh Al-Bayan, tingkatan paling bawah ialah sebagaimana yang dijalankan umumnya masyarakat Muslim yang hanya menahan lapar, haus, dan berhubungan badan dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari.
Pada tingkatan selanjutnya, selain tidak melakukan apa yang membatalkan puasa secara fikih, juga tidak melakukan segala bentuk perbuatan dosa.
TIngkatan yang lebih tinggi lagi, mungkin hanya dijalani oleh orang-orang yang khusus, ialah menjaga diri dari yang membatalkan puasa, dosa, dan melencengnya hati dari perhatian pada Allah, Raja seluruh semesta ini.
Sedemikian sehingga puasa dapat mengantarkan pribadi siapapun untuk menjadi “manusia-malaikat”.
Puasa sebagai ibadah memang telah dijalankan oleh umat-umat terdahulu.
BACA JUGA: https://ganaislamika.com/perbedaan-jumlah-rakaat-tarawih-representasi-pluralisme-indonesia/
Namun, khusus puasa di bulan Ramadan hanya dikhususkan untuk para nabi, yang kemudian diwajibkan bagi umat Muhammad Saw.
Tingkatan agung puasa yang melampaui alam materi ini juga memberikan petunjuk betapa besarnya ganjaran orang-orang yang berpuasa.
Rasulullah pernah bersabda, “Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadan karena Allah Swt, maka seluruh dosanya diampuni.”
Juga dalam hadis Qudsi, Allah Swt berfirman, “Puasa itu untuk-Ku dan Aku Sendiri yang akan memberinya ganjarannya.”
Bahkan dalam riwayat lain mengatakan, barang siapa yang berpuasa maka pahalanya sebanding dengan pahala semua ibadah. (YS, MQ)
Artikel ini telah tayang di ganaislamika.com dengan judul: https://ganaislamika.com/tiga-tingkatan-puasa-menurut-tafsir-ruh-al-bayan/