Ramadan dan Spirit Kebangsaan
Ditinjau dari aspek manapun, Ramadan selalu menginspirasi manusia untuk berbuat dan menjadi baik. Ramadan adalah kesalehan dan keluhuran.
Editor: Dewi Agustina
KH Cholil Nafis Lc PhD
Ketua Komisi Dakwah MUI
HIKMAH Ramadan seperti tidak pernah ada habisnya. Ditinjau dari aspek manapun, Ramadan selalu menginspirasi manusia untuk berbuat dan menjadi baik.
Ramadan adalah kesalehan dan keluhuran.
Apalagi jika dikaitkan dengan kepentingan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam sejarah, banyak peristiwa besar terjadi di bulan Ramadan.
Di zaman Nabi SAW setidaknya ada tiga peristiwa besar di bulan Ramadan, yaitu diturunkannya Alquran, terjadinya perang Badar yang sangat heroik, dan ditaklukkannya Kota Makkah (Fathu Makkah).
Tiga peristiwa besar tersebut telah menjadi tonggak perjalanan peradaban Islam hingga saat ini.
Demikian juga halnya saat diproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 bertepatan pada 9 Ramadan 1364 Hijriyah.
Peristiwa besar tersebut merupakan "starting point" yang menentukan nasib bangsa Indonesia kedepan.
Tidak bisa dibayangkan nasib bangsa ini jika tidak diproklamirkan Soekarno-Hatta pada saat itu.
Ramadan telah menjadi saksi bahwa pada bulan suci ini menjadi momentum bangsa Indonesia memulai lembaran baru sebagai negara merdeka dari segala penjajahan.
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia di bulan Ramadan jelas menyiratkan spirit kebangsaan yang luar biasa.
Baca: 5 Keutamaan Besar Memberi Makanan Buka Puasa di Bulan Ramadan, Apa Sajakah Itu?
Selain tumbuhnya harapan baru rakyat setelah sekian lama dijajah, juga ada suasana kebatinan untuk tetap bersatu antara sesama komponen dan menjaga persaudaraan untuk mempertahankan kemerdekaan demi masa depan lebih maju dan baik.
Lamanya Indonesia dijajah juga karena faktor sulitnya menemukan titik temu (persatuan) serta menjalin persaudaraan sebangsa antar komponen masyarakat.