Ramadan dan Spirit Kebangsaan
Ditinjau dari aspek manapun, Ramadan selalu menginspirasi manusia untuk berbuat dan menjadi baik. Ramadan adalah kesalehan dan keluhuran.
Editor: Dewi Agustina
Sehingga momentum proklamasi kemerdekaan di bulan Ramadan semakin meneguhkan tekad bahwa kemerdekaan memang harus diraih dan dipertahankan.
Karena itu, setiap bulan Ramadan, sebagai bangsa yang besar, nilai-nilai dan spirit kebangsaan kita harus ditumbuhkan.
Setidaknya ada dua spirit Ramadan dalam konteks berbangsa dan bernegara.
Pertama, saat suasana batin mayoritas warga Indonesia sedang berpuasa yang dituntut agar mampu menahan diri harus menguatkan nilai-nilai persatuan yang telah diraih oleh founding father kita pada proklamasi kemerdekaan.
Spirit Ramadan harus benar-benar mendorong kita untuk tetap menjaga persatuan.
Apalagi dalam situasi saat ini, setelah Pemilu 2019 yang cukup menyita emosi banyak pihak.
Persaudaraan
Bersatu adalah sebuah kebutuhan, bukan semata kewajiban agama.
Baca: Hikmah Ramadan - Nafas Berhenti, Pahala Tetap Mengalir
Semua umat manusia memerlukan keseimbangan diri untuk tetap damai dengan menjaga persatuan.
Hal ini sesuai dengan spirit QS: Ali Imran:103, yaitu: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara."
Bersatu adalah modal penting untuk meneruskan pembangunan.
Tidak mungkin program kerja dan target capaian cita-cita pembangunan bisa dipenuhi tanpa saling menjaga kebersamaan.
Apapun perbedaan kita, baik agama, politik, paham keagamaan, dan lain-lain harus tetap bersatu untuk tujuan bersama.
Kedua, memastikan persaudaraan kebangsaan kita tetap terjalin.
Banyak momen-momen Ramadan yang menjadikan kita perlu menjaga tali silaturrahim, menjaga ikatan batin sesama anak bangsa, seperti buka bersama, tarawih bersama, perayaan Idul Fitri, dan lain-lain.