Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Aksi Solidaritas Pasca Serangan di Masjid Christchurch Mengantar Lovelady Jadi Mualaf (Bagian I)

Megan terus berpetualang untuk mencari tahu tentang Islam, sampai akhirnya dia memutuskan untuk masuk Islam.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Aksi Solidaritas Pasca Serangan di Masjid Christchurch Mengantar Lovelady Jadi Mualaf (Bagian I)
Foto: Janneth Gill/Herald on Sundays
Megan Lovelady. 

Megan terus mengenakan hijab selama beberapa hari.

Seminggu setelah pembantaian, dia pergi kerja lebih awal karena ingin menghadiri sebuah acara di Hagley Park, bersama dengan ribuan lainnya, di mana salat Jumat diadakan di dekat Masjid AI Noor.

"Ketika mendengar imam membacakan Quran, rasanya sungguh menakjubkan," ujarnya.

"Sesuatu telah bergerak di dalam dadaku. Aku pernah merasakan itu hanya sekali sebelumnya, tetapi tidak sebesar ini."

Puluhan ribu orang berkumpul di kota Christchurch, Selandia Baru, Minggu (24/3/2019) untuk mendengarkan doa, lagu, dan pidato guna menghormati 50 orang yang tewas dalam serangan teroris di dua masjid di wilayah tersebut.
Puluhan ribu orang berkumpul di kota Christchurch, Selandia Baru, Minggu (24/3/2019) untuk mendengarkan doa, lagu, dan pidato guna menghormati 50 orang yang tewas dalam serangan teroris di dua masjid di wilayah tersebut. (NBC News)

Peristiwa itu terjadi pada saat Megan berusia 15 tahun, saat itu dia tengah dibaptis di sebuah gereja Kristen.

Waktu itu dia merasakan getaran energi yang sama di hatinya, tetapi tidak sekuat sekarang.

Seolah-olah ada sesuatu yang berkata, "Hei, aku ada di sini … tetapi engkau belum menemukannya dengan jelas."

Berita Rekomendasi

Tak lama setelah pembacaan Alquran, ratusan Muslim salat dan bersujud.

Bagi Megan, itu adalah sebuah pemandangan yang sangat emosional, dia ingin ikut salat bersama mereka.

Tetapi, "Aku tidak tahu caranya. Jadi aku hanya berdiri di sana dengan hijabku, dan menangis."

Setelah kejadian itu, Megan ingin tahu lebih banyak tentang Islam.

Selain itu, dia juga memang sangat ingin membantu komunitas Muslim yang menderita setelah serangan itu.

Terlihat kerumunan orang berdiri mendengarkan azan yang dikumandangkan di di Universitas Canterbury Christchurch, Christchurch, New Zealand.
Terlihat kerumunan orang berdiri mendengarkan azan yang dikumandangkan di di Universitas Canterbury Christchurch, Christchurch, New Zealand. (Facebook Mohammed Abbasi)

Megan lalu mendatangi tempat pusat pertemuan keluarga korban penembakan, di sana dia mencari-cari wanita berhijab yang berada di luar gedung, untuk menanyakan bagaimana caranya agar dia bisa membantu.

Namun di luar dia tidak bertemu dengan siapapun.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas