Mutiara Ramadan: Kebiasaan Membentuk Karakter
Tindakan yang berakar pada kebiasaan tak perlu lagi dipikirkan dan dipersiapkan matang-matang karena akan berlangsung hampir secara otomatis.
Editor: Dewi Agustina
Prof Dr Komaruddin Hidayat
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah
DISADARI atau tidak, dalam kehidupan ini banyak sekali ungkapan dan perilaku selalu diulang-ulang yang pada urutannya menimbulkan pola permanen berupa kebiasaan dan selanjutnya kebiasaan akan membentuk karakter seseorang.
Contoh paling mudah diamati tentu saja dalam hal berbahasa.
Tindakan yang berakar pada kebiasaan tak perlu lagi dipikirkan dan dipersiapkan matang-matang karena akan berlangsung hampir secara otomatis layaknya sebuah mesin.
Kita semua pasti punya pengalaman bagaimana sebuah proses kebiasaan terbentuk sekalipun dijalani tanpa disadari atau dipersiapkan.
Misalnya saja pengalaman mengendarai mobil.
Pada awalnya terasa begitu sulit, tegang, dan takut menabrak atau ditabrak.
Tetapi lama-lama setelah dicoba dan dijalani berulangkali, akan terbiasa dan kita bisa mengendarai mobil secara rileks bahkan menyenangkan.
Satu aspek dalam pendidikan sesungguhnya adalah bagaimana membantu anak didik agar membangun kebiasaan yang benar dan baik agar pada urutannya terbentuk karakter dan pribadi yang baik serta terbiasa berpikir benar dan logis.
Dalam pendidikan olahraga apa yang disebut training dan coaching intinya adalah menggali bakat dan membentuk kebiasaan yang benar.
Dalam olahraga golf, sekalipun sudah menjadi pemain kelas dunia tetap diharuskan driving, yaitu latihan memukul bola hampir setiap hari berkisar seribu bola.
Gunanya untuk menjaga ritme, gaya, dan feeling agar kebiasaan yang sudah terbentuk tidak berubah atau rusak ketika bermain sungguhan.
Masalah serius akan muncul ketika seseorang telah terbelenggu dengan kebiasaan buruk, baik cara berpikir, bertutur kata, berprilaku, termasuk dalam hal kebiasaan makan dan minum.