Tidur Seharian Saat Berpuasa, Apakah Bisa Disebut Ibadah? Berikut Penjelasannya
Simak penjelasan mengenai tidur seharian saat puasa, apakah bisa disebut ibadah? Berikut penjelasannya.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Daryono
Oleh karena itu, menurut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Surakarta ini, lebih baik tidur daripada berbicara banyak tentang sesuatu yang tidak bermanfaat.
Selain itu, lebih baik seseorang tidur daripada memikirkan sesuatu yang tidak baik, atau melihat sesuatu yang dilarang agama.
Meskipun itu tidak membatalkan puasa, tetapi hal tersebut mengurangi kualitas ibadah puasa.
"Tidur sebenarnya adalah sebagai pengendali hawa nafsu ketika seseorang terjaga. Maka dari itu, dia dianjurkan untuk tidur," kata Syamsul.
Sementara itu, dikutip dari Rumaysho.com, setiap amalan yang statusnya mubah (seperti makan, tidur dan berhubungan suami istri) bisa mendapatkan pahala dan bernilai ibadah apabila diniatkan untuk melakukan ibadah.
Sebagaimana An Nawawi dalam Syarh Muslim (6/16) mengatakan,
أَنَّ الْمُبَاح إِذَا قَصَدَ بِهِ وَجْه اللَّه تَعَالَى صَارَ طَاعَة ، وَيُثَاب عَلَيْهِ
“Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”
Jadi, tidur yang bernilai ibadah jika tidurnya adalah demikian.
Ibnu Rajab pun menerangkan hal yang sama,
“Jika makan dan minum diniatkan untuk menguatkan badan agar kuat ketika melaksanakan shalat dan berpuasa, maka seperti inilah yang akan bernilai pahala. Sebagaimana pula apabila seseorang berniat dengan tidurnya di malam dan siang harinya agar kuat dalam beramal, maka tidur seperti ini bernilai ibadah.”
(Latho-if Al Ma’arif, 279-280)
(Tribunnews.com/Citra Anastasia)