Hikmah Ramadan - Bahayanya Dominasi Syahwat Dalam Diri Manusia
Semua itu mereka pergunakan dengan malas, bodoh, lalai, dan perangai lain yang dapat menjauhkan diri dari Allah Swt.
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Terputusnya makhluk dari Al Haq adalah karena mereka menghamba kepada sesama makhluk, baik kepada nafsu, pandangan, maupun perbuatan mereka. Penyimpangan dari akidah yang sahih adalah karena keluarnya mereka dari hakikat diri yang sebenarnya; karena kecintaan pada kedudukan, harta, dunia, kekuasaan, dan kemasyhuran; juga karena panjang angan-angan, menunda-nunda berbuat kebajikan, kekikiran, dan bangga diri (ujub).
Selain itu, karena melampaui batas dalam makan, minum, dan berpakaian, mereka dirusak oleh dominasi duniawi dan syahwat.
Mereka meninggalkan perang melawan hawa nafsu dan membiarkan nafsu memperbesar keinganan rendah dan sepak-terjangnya.
Mereka ‘berhias’ dan berkelakuan dengan sifat-sifat tercela, seperti iri, dengki, hasud, jahil, ria, dan munafik. Mereka pun menggerakkan anggota tubuh, seperti mata, telinga, lidah, tangan, dan kaki kepada selain Allah, padahal Allah berfirman,
“Semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Al Isra: 16)
Semua itu mereka pergunakan dengan malas, bodoh, lalai, dan perangai lain yang dapat menjauhkan diri dari Allah Swt.
baca juga: https://ganaislamika.com/ujub-dengan-amal-baik-diri-sendiri/
Penghambaan kepada makhluk dan menuruti hawa nafsu adalah hijab (penghalang) dari Al Haq, dan memamerkan perbuatan adalah syirik.
Penyimpangan dari akidah yang sahih bisa terjadi karena dominasi hawa nafsu atas kalbu. Cinta pada kedudukan, harta, dan dunia merupakan racun mematikan.
Kecintaan pada kekusaaan dan kemasyhuran hanya mewariskan kesombongan dan menjurumuskan orang ke dalam keduniawian. Keduanya merupakan perusak agama.
Panjang angan-angan menghalangi perbuatan baik dan memalingkan orang dari Al Haq. Penundaan berbuat kebajikan adalah tentara setan yang paling besar. Kekikiran, hawa nafsu, dan bangga diri termasuk hal-hal yang membinasakan.
Makanan yang buruk dapat menggelapkan hati, mewariskan kekerasan, dan menjauhkan diri dari Allah Swt. Sebaliknya, makanan yang baik dapat menerangi hati, mewariskan kelembutan, dan mendekatkan diri kepada Allah.
“Wahai orang-orang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu” (Al Baqarah: 172)
baca juga: https://ganaislamika.com/26-kewajiban-muslim-terhadap-muslim-lainnya-menurut-imam-ghazali-2/