Hikmah Ramadan - Bahayanya Dominasi Syahwat Dalam Diri Manusia
Semua itu mereka pergunakan dengan malas, bodoh, lalai, dan perangai lain yang dapat menjauhkan diri dari Allah Swt.
Editor: Husein Sanusi
Makanan yang baik adalah makanan yang halal. Jauhilah hal-hal yang menyebabkan engkau tidak dapat bangun untuk beribadah pada malam hari dan berpuasa pada siang hari.
Makanan yang baik adalah landasan utama bagi perjalanan suatu bangsa. Jika seorang hamba minum, itu tidak bermanfaat baginya hingga dia mengetahui apa yang masuk ke dalam perutnya.
Orang yang paling cepat melewati as Shirath adalah yang paling banyak bersikap wara di dunia. Allah berfirman dalam hadis qudsi:
“Hamba-Ku yang lapar akan melihat-Ku, yang bersikap wara akan mengenal-Ku, dan mengosongkan hati dari selain Allah akan sampai kepada-Ku.”
Di dalam hadis qudsi juga, Allah berfirman: “Terhadap orang-orang bersikap wara, Aku malu mengazab mereka.”
Sebagian ulama terkemuka mengatakan, “Hendaklah engkau meraih ilmu, lapar, khumul (tidak mencari kemasyhuran), dan puasa.”
Ilmu adalah cahaya yang bersinar dan lapar adalah hikmah. Abu Yazid berkata,
“Aku tidak lapar suatu hari karena Allah kecuali aku temukan di dalam hati suatu pintu hikmah yang tidak pernah aku temukan sebelumnya.”
Khumul adalah ketenangan dan keselamatan, dan puasa adalah sifat Kemahamandirian Abadi yang tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya. (As Syuro: 11)
Barang siapa yang berhias dengan sifat itu, dia mewarisi ilmu, makrifat, dan musyahadah. Karena itu, Allah berfiman dalam hadis qudsi:
“Setiap amalan hambaKu adalah untuknya, kecuali puasa. Puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang memberikan balasan baginya.” Selain itu bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi daripada minyak kesturi di sisi Allah.
Sebaliknya, kecintaan kepada duniawi dan dominasi syahwat atas kalbu akan mewariskan seluruh sifat tercela. Selama sifat-sifat tercela itu tidak diganti dengan sifat-sifat terpuji, tidak akan ada minat untuk meraih kedekatan kepada Allah.
Sebagian ulama mengatakan, “Selama hamba dikotori dengan yang selain Allah, dia tidak layak meraih kedekatan, hingga hatinya disucikan dari selain Dia.”
Usman ra berkata, “Kalau hati itu suci, niscaya ia tidak akan merasa puas membaca Alquran. Karena, hati yang suci akan naik ke penyaksian Al Mutakallim (Allah), tanpa yang lain.” (YS/Irwan K)
Disarikan dari Rawdhah Ath Thalibin Wa Umdah As Salikin karya Imam Al Ghazali
Artikel ini telah tayang di ganaislamika.com dengan judul: https://ganaislamika.com/bahaya-dominasi-syahwat-menurut-imam-ghazali/