Kerukunan Antar Umat Beragama, Tradisi Buka Puasa Bersama di Vihara Jakarta
Puluhan anak laki-laki berbaju koko dan berkopiah, serta anak-anak perempuan berjilbab tampak duduk bersila di hamparan karpet merah tersebut
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hamparan karpet merah membentang di depan bangunan megah Vihara Hemadhiro Mettavati di bilangan Kapuk Raya, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (26/05/2019) sore.
Puluhan anak laki-laki berbaju koko dan berkopiah, serta anak-anak perempuan berjilbab tampak duduk bersila di hamparan karpet merah tersebut. Para lelaki dan perempuan dewasa dengan pakaian senada pun tampak duduk di tempat yang sama.
Tampak di sudut lain karpet para Banthe turut hadir di sana menyambut tamu-tamu muslim yang menghadiri buka puasa bersama yang digelar di halaman vihara.
“Ini adalah kebersamaan dan silaturahmi antar umat beragama. Dan bulan Ramadan ini bersamaan dengan Tri Suci Waisak. Buka bersama ini sudah kali kelima kami adakan di vihara. Semoga umat beragama tetap harmonis,” tutur Pengurus Vihara Hemadhiro Mettavati Banthe Khanit.
Menurut Banthe Khanit, dalam gelaran buka puasa bersama ini ia mengundang sekitar 250 orang warga muslim yang tinggal di sekitar vihara. 84 orang di antaranya adalah anak yatim. Jelang waktu berbuka, pihak vihara membagikan santunan dan bingkisan bagi 84 anak yatim.
Pemberian santunan ini juga disaksikan oleh Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan, para tokoh agama setempat, dan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta.
Tak lama, kumandang adzan maghrib pun terdengar menjadi penanda waktu berbuka puasa bagi umat muslim.
Beberapa pemudi Buddhist pun dengan sigap segera mengedarkan sekotak kurma bagi para umat muslim yang hadir.
Suasana buka bersama pun makin semarak, ketika para pengemudi ojek online (ojol) yang kebetulan melintas vihara pun turut bergabung di sana.
Berbagai hidangan khas yang biasa menjadi ta’jil berbuka puasa pun disajikan. Mulai dari kolak, es buah, aneka ragam kue basah hingga bakpau pun tersedia.
Usai warga muslim menikmati ta’jil, para Banthe dengan jubah kuning khasnya tampak bergegas membersikan karpet yang akan dijadikan tempat sholat maghrib. Shalat maghrib berjemaah pun dilaksanakan di halaman Vihara Hemadhiro Mettavati.
Keakraban antara umat Buddha dan Muslim pun makin terasa saat tiba waktunya makan malam bersama usai dilaksanakannya sholat berjemaah. Para Banthe dan umat Muslim tampak saling membantu untuk menyajikan makanan.
“Ini bentuk kebersamaan dan keharmonisan umat Buddha dengan umat Muslim,” tuturnya.
Selain mengundang warga dan anak yatim untuk berbuka puasa bersama, pihak Vihara pun menyampaikan bantuan untuk renovasi mushola dan mesjid di sekitar Vihara Hemadhiro Mettavati. Banthe Khanit juga menuturkan bahwa di areal Vihara, ia juga menyediakan mushola.
“Kami juga menyediakan mushola di areal Vihara Hemadhiro Mettavati untuk memudahkan umat muslim menunaikan ibadah ketika ada acara di vihara. Mushola tersebut kami namakan Yafad Bin Mustofa,” cerita Banthe Khanit.
“Kami berharap antar umat beragama saling mendukung. Kami umat Buddha berkewajiban membantu umat Muslim, Kristen, Katolik maupun Hindu. Mari kita saling mendukung dalam menjaga kebersamaan umat,” sambungnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta Ahmad Astamar memberikan apresiasi kepada Vihara Hemadhiro Mettavati dan umat Buddha.
Ia mengatakan upaya umat Buddha menjalin siluturahmi dan merajut kebersamaan dengan umat muslim di bulan Ramadhan juga dilakukan oleh umat majelis umat beragama lain diantaranya Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Walubi, Matakin, PHDI dan Keuskupan Agung Jakarta (KUJ).