Sejarah Baitul Maal Di Masa Dinasti Bani Abbasiyah
Karena hal tersebut, maka ketika khalifah al-Mansyur (754 – 775 M) yang menggantikan al-Saffah berkuasa, perbendaharaan negara sangatlah minim.
Editor: Husein Sanusi
Oleh: Slamet Tuharie
Di masa kekuasaan Bani Abbasiyah, Baitul Maal memiliki fungsi yang semakin luas. Pada kepemimpinan Abdullah al-Saffah (750-754 M) dana Baitul Maal lebih banyak diberikan kepada para sahabat dan tentara.
Karena hal tersebut, maka ketika khalifah al-Mansyur (754 – 775 M) yang menggantikan al-Saffah berkuasa, perbendaharaan negara sangatlah minim.
Oleh karena itu, al-Mansyur bersikap keras dalam peneguhan kedudukan keuangan Negara.
Kebijakan al-Mansyur yang sangat menghemat dana Baitul Maal menjadikan kekayaan kas Negara sampai 810 juta dirham ketika ia wafat.
Dana tersebut selain berasal dari zakat, juga dari kharj, ghanimah, fa’i, wakaf dan lainnya. Dengan kemampuan intelektualnya sebagai seorang ekonom yang handal, Khalifah al-Mansyur telah banyak berperan dalam sektor perekonomian Bani Abbasiyah dan mampu meletakkan dasar-dasar yang kuat dalam bidang ekonomi dan keuangan negara.
Peneguhan fungsi Baitul Maal kemudian kembali diperkuat di zaman Khalifah Harun al-Rasyid (786 – 803 M) dan putranya al-Ma’mun (813 – 833 M).
Baitul Maal diperluas tidak hanya pada penciptaan kesejahteraan sosial yang meliputi kesehatan dan pendidikan, namun juga pada pengembangan riset-riset ilmiah.
Termasuk pengembangan ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusatraan.
Salah satunya adalah untuk pembiayaan penerjemahan buku-buku Yunani ke bahasa Arab dengan cara mengirimkan orang-orang ke Kerajaan Romawi, Eropa untuk membeli “Manuscript”.
Pada mulanya buku-buku mengenai kedokteran, kemudian meningkat mengenai ilmu pengetahuan lain dan filsafat.
Di samping itu, pada masa ini pula, didirikan Baitul al-Hikmah, yaitu pusat penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar.
Bahkan, Harun al-Rasyid menunjuk seorang Wazir yang mengepalai beberapa Diwan untuk mengurusi keuangan Negara.
Pendapatan Baitul Maal, selain digunakan untuk riset ilmiah dan penerjemah buku Yunani, sebagaimana dijelaskan diatas, juga untuk biaya pertahanan dalam hal penyediaan bahan makanan, pakaian musim panas, dingin dan gaji para pegawai.