Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Mutiara Ramadan: Kesatuan Kemanusiaan

Di antara tanda-tanda hamba Allah Yang Maha Kasih adalah orang-orang menghindari perbuatan durhaka terhadap-Nya, yaitu syirik, membunuh, dan berzina.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mutiara Ramadan: Kesatuan Kemanusiaan
ummi-online.com
Ilustrasi Salat 

Dr Mutohharun Jinan MAg
Dosen Pascasarjana UMS Solo

DI ANTARA tanda-tanda hamba Allah Yang Maha Kasih adalah orang-orang menghindari perbuatan durhaka terhadap-Nya, yaitu syirik, membunuh, dan berzina.

Dalam Kitab Suci Alquran disebutkan, "Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina dan barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat." (Al-Furqan/25: 68-69).

Dalam ketentuan agama tiga macam perbuatan itu termasuk dosa besar.

Ayat tersebut dijelaskan kembali oleh hadis Nabi Muhammad SAW, bahwa Abdullah Bin Mas'ud bertanya tentang dosa besar. Lalu Nabi menjawab yang termasuk dosa besar adalah menyekutukan Allah, membunuh jiwa, dan berzina (HR Bukhari).

Alquran mengingatkan betapa bernilainya hidup semua makhluk ciptaan Allah.

Jangankan manusia yang sudah lahir di dunia, masih dalam bentuk janin pun dilarang dibunuh.

Berita Rekomendasi

Bahkan binatang dan tumbuhan tidak boleh secara semena-mena dicabut kehidupannya.

Manusia secara kodrati adalah makhluk yang diciptakan Allah dengan segala kelebihan, baik kelebihan keindahan fisikal maupun kelebihan potensi ruhaniahnya.

Secara khusus pula manusia menempati kedudukan mulia dan mengemban tugas untuk memakmurkan kehidupan di dunia.

Penciptaan alam semesta mencapai puncaknya pada penciptaan manusia karena segala yang diciptakan-Nya di muka bumi diperuntukkan bagi manusia.

Dalam konteks hubungan antarsesama manusia memiliki kedudukan setara, statusnya tidak dibedakan oleh latar belakang kebangsaan, kesukuan, warna kulit, dan keyakinan agamanya.

Maka tidak seorang pun berhak mengklaim lebih tinggi derajatnya dibanding orang lain.

Begitu juga tidak dibenarkan seseorang merendahkan martabat orang lain, atau merasa rendah diri lantaran perbedaan-perbedaan tersebut.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas