Ramadan di Kampung Sawah: Toleransi dan Saling Menghargai
Gereja Katolik Santo Servatius, berdiri sekitar tahun 1896 dan Gereja Kristen Pasundan Jemaat Kampung Sawah berdiri sekitar 1874.
Editor: Rachmat Hidayat
"Kemudian Masjid Kampung Sawah ini baru dibangun dengan kelengkapan yang ada seperti sekarang ini pada tahun 1970an. Jadi sekitar 100 tahunan bedanya, antara pembangunan gereja dan masjid di sini," Jacob menjelaskan.
Lokasi rumah ibadah yang berdekatan ini membentuk sebuah segitiga yang berada di tengah-tengah Kampung Sawah. Warga setempat kerap menyebutnya segitiga emas Kampung Sawah. Di antara tiga rumah ibadah besar di Kampung Sawah, memiliki kekhususan masing-masing yang terus menjaga.
Baca: Nekat Mudik, 2.001 Pesepeda Motor Diminta Putar Balik Lagi ke Arah Jakarta
"Toleran itu berarti merepresentasikan banyak hal. Kebhinekaan, kemudian gotong royong juga kental dan sebagainya," jelas Jacob singkat.
Jacob bercerita, di tiga rumah ibadah ini pada hari Minggu punya kegiatan yang hampir sama waktunya. "Di Gereja Katolik setengah sembilan, di GKP jam sembilan, di Masjid ada pengajian bulanan rutin, itu juga jam sembilan pagi," kata Jacob.
Aktifitas bersamaan antara tiga rumah ibadah tidak sampai menggangu satu dengan yang lain. Sebelum ada Covid-19, di bulan Ramadan di Kampung Sawah biasanya diadakan buka puasa bersama baik itu oleh komunitas, lembaga, ataupun oleh kelompok-kelompok.
Misalnya teman-teman yang Katolik mengundang teman-teman muslim untuk menyiapkan keperluan buka puasa bersama, begitu juga sebaliknya.
Baca: Ruben Sanadi Lelang Jersey Persebaya Buat Bantu Tim Medis Lawan Covid-19 di Papua Barat
"Hal seperti ini sering terjadi," kata Jacob singkat. Kampung Sawah terkenal akan nilai toleransinya yang tinggi, umat muslim yang berpuasa, kata Jacob tidak perlu menuntut untuk dihargai.
Memberikan penghormatan kepada teman-teman yang berpuasa, kata Jacob, di Kampung Sawah ungkapan seperti itu hampir tidak berlaku.
"Teman-teman yang muslim tidak ada istilah meminta , tolong hargai kami, kami sedang puasa. Tidak seperti itu, semuanya berjalan mengalir. Kami memang harus berpuasa kendati Anda makan di depan mata saya,"Jacob bercerita.
Menjalankan ibadah puasa seperti di bulan Ramadan sebelumnya. Yang beragama Islam di Kampung Sawah tidak merasa perlu diperlakukan istimewa saat berpuasa.
Baca: Presiden Joko Widodo Meminta Masyarakat Berdamai dengan Virus Corona, Apa Maksudnya?
"Bahwa teman-teman muslim di sini tidak perlu mengatakan minta dihargai. Dari tahun ke tahun, waktu ke waktu kami sudah saling menghargai," Jacob menambahkan.