Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Ramadan Kebaikan Melokal

Tak Ada Bukber dan Tarawih Berjamaah di Spanyol, Dubes Hermono Rindu Suasana Ramadan di Tanah Air

Jauh sebelum virus Covid-19 mewabah, suasana Ramadan di Spanyol terasa begitu sepi.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tak Ada Bukber dan Tarawih Berjamaah di Spanyol, Dubes Hermono Rindu Suasana Ramadan di Tanah Air
bolasport.com
Dubes Republik Indonesia untuk Spanyol, Hermono. 

Sejak lockdown berlaku, semua restoran dan tempat makan di Spanyol tutup. Tak ada lagi orang berkumpul.

"Yang diperbolehkan beroperasi sekarang ini hanya supermarket dan juga apotek. Sementara restoran dan toko-toko lainnya sampai sekarang itu masih belum boleh buka. Jadi memang suasana Ramadan jadi sangat sepi sekali," terang Hermono.

Ilustrasi foto suasana sebuah rumah sakit di Spanyol, 15 April 2020 di tengah lockdown untuk melawan penyebaran coronavirus COVID-19. Seorang mahasiswi menjadi penyebab satu kota terkena lockdown setelah sang mahasiswi pulang ke kampungnya.
Ilustrasi foto suasana sebuah rumah sakit di Spanyol, 15 April 2020 di tengah lockdown untuk melawan penyebaran coronavirus COVID-19. Seorang mahasiswi menjadi penyebab satu kota terkena lockdown setelah sang mahasiswi pulang ke kampungnya. (BORJA PUIG DE LA BELLACASA / AFP / LA MONCLOA)

Suasana sepi ini kemudian membuat Hermono merasa rindu suasana Ramadan di Tanah Air.

Hermono menjelaskan, waktu berpuasa bagi umat Islam di Spanyol cukup panjang atau 17 jam tepatnya.

Umat Islam di Spanyol mulai berpuasa pada pukul 05.10 subuh dan berbuka pada pukul 21:10 malam.

Dengan suasana yang sepi akibat Covid-19, lanjut Hermono, jam berpuasa jadi terasa begitu lama untuknya.

"Inilah yang kemudian membuat kita merasa rindu suasana Ramadan di Indonesia, di mana bulan puasa itu ramai sekali. Di sini sudah sepi, adanya Covid terasa lebih sepi lagi karena semua kota terasa seperti kota mati," terang Hermono.

Baca: 181 ABK WNI Kapal Splendor Dijadwalkan Tiba Hari Ini di Bali dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta

Berita Rekomendasi

"Jadi bisa dibayangkan di mana kita menjalani bulan Ramadan di tengah-tengah kota mati, tentu sangat kurang menyenangkan," sambung Hermono.

Namun demikian, bagi Hermono berpuasa di tengah situasi Covid-19 merupakan sebuah pengalaman sekali seumur hidup.

Ia kini berpuasa di tengah suasana di mana semua orang harus tinggal di rumah, di tengah suasana di mana masyarakat Spanyol hidup di tengah-tengah kota yang seperti kota mati.

"Di satu sisi pengalaman ini merupakan suatu suasana yang sedih, tapi juga merupakan pengalaman yang mungkin hanya sekali dalam seumur hidup saya. Jadi ini hal yang lain dan baru," terang Hermono.

Diungkap Hermono, sebelum ada Covid-19, setiap Ramadan tiba, Kedutaan besar Republik Indonesia biasanya mengadakan open house.

Tujuannya agar seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Spanyol bisa datang dan mencoba berbagai macam makanan lebaran.

Tetapi tahun ini hal itu tidak mungkin dilakukan. Acara open house ditiadakan KBRI karena Covid-19.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas