Cerita Icha, WNI yang Berpuasa di Norwegia: Warga Takjub Bisa Tahan Tidak Makan 18 Jam
Warga Negara Indonesia di Norwegia, Savitry Khairunnisa atau Icha (43), berbagi kisah selama menjalani puasa di sana.
Editor: Anita K Wardhani
"Di lingkungan kita ini hanya kami yang muslim," kata Icha.
Setahun lalu di lingkungan Icha ada kegiatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan.
Saat itu tengah bulan Ramadan, tepatnya musim semi.
"Saat itu saya kebagian membuat konsumsi nah setelah pada saat beristirahat justru saya tidak ikut makan, suami saya juga tidak ikut makan, orang-orang cukup heran kok tidak makan," ucapnya.
Icha akhirnya menjelaskan tentang Ramadan. Masyarakat Norwegia kaget begitu tahu berpuasa ala
umat Islam.
Apalagi di Norwegia puasa bisa sampai 18 jam.
Durasi puasa tahun ini lebih pendek daripada tahun-tahun sebelumnya.
Muslim di belahan bumi utara menjalani puasa hingga 20 jam pada musim panas.
Tahun ini, sekitar 16,5-19,5 jam, dimulai sejak sekitar pukul 22.00 waktu setempat.
Semakin mendekati Kutub Utara, semakin panjang durasi puasanya."Kami jelaskan seperti musim panas ini kita puasa lama dan mereka takjub dan salut orang muslim kuat-kuat mereka menghormati," kata Icha.
Rindukan Acara Sahur di Televisi Indonesia
11 tahun tinggal di Norwegia, membuat Icha merindukan suasana berpuasa di negeri tercinta, Indonesia.
"Suasana di Indonesia tidak tergantikan," katanya.
"Acara-acara sahur di TV, sinetron religi, Kultum jelang buka, dan adzan maghrib di masjid saut-sautan,"
imbuh Icha.
Berbeda dengan di Norwegia yang suara adzan tidak diperkenankan suaranya sampai ke
luar masjid.