Cerita di Balik Kiblat Miring 15 Derajat Masjid Cut Meutia
Kiblatnya miring 15 derajat ke kanan. Tempat mimbar ceramah terpisah dengan bilik tempat imam memimpin salat.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Anita K Wardhani
Mencari takjil jelang berbuka puasa di area Gondangdia pun menjadi keseruan tersendiri.
Berjejervmakanan yang dijajakan. Dari gorengan hingga kolak pisang. Bahkan tahun kemarin, suasana di
Gondangdia makin ramai.
Terutama karena adanya Ramadan Jazz Festival 2019. Yang biasanya digelar di halaman Masjid Cut
Meutia, Jakarta pada akhir pekan.
Tahun lalu saja Ramadan Jazz Festival dimeriahkan oleh musisi Andre Hehanusa.
Karena adanya pandemi corona atau covid-19, sementara ini kegiatan offline selama ramadan ditunda sampai tahun depan.
"Tahun ini terpaksa kita tunda. Kita alihkan tahun depan seperti Ramadan Jazz," tutur Husein.
Kegiatan seperti kajian pun disiarkan melalui sosial media. Untuk zakat Masjid Cut Meutia menyediakan
layanan drive thru atau layanan tanpa turun bagi jamaah yang ingin membayar zakat fitrah.
"Gambarannya masik pintu gerbang utama, mobil atau motor masuk nanti ditanya keperluan apa
membayar zakat, nanti ada jalurnya. Sampai ke depan aula mobil atau motor berhenti nanti ada petugas
yang nyamperin mau bayar zakat fitrah, mal, infaq, apa sodakoh. Nanti tetap ada pengecean suhu, pakai
masker dan hand sanitizer," kata Husein.
Menurut Husein, langkah itu dilakukan demi menjalankan imbauan dan kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah guna mengurangi penyebaran virus Covid1-9.
Karena itu, beberapa program Ramadan mengalami perubahan, termasuk menyediakan kajian secaradaring serta skema pembayaran zakat fitrah.
Dengan adanya konsep baru ini, pihak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) berharap umat muslim tetap bisa membayar zakat fitrah tanpa perlu merasa
takut atau khawatir.(denis/tribunnetwork/cep)