Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Puasa Syawal atau Ganti Puasa Ramadhan, Mana yang Harus Didahulukan? Ini Penjelasan UAS

Inilah penjelasan dari Ustaz Abdul Somad (UAS) terkait mana yang harus didahulukan untuk dikerjakan antara puasa Syawal atau ganti puasa Ramadhan?

Penulis: Sri Juliati
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Puasa Syawal atau Ganti Puasa Ramadhan, Mana yang Harus Didahulukan? Ini Penjelasan UAS
mos.cms.futurecdn.net
ILUSTRASI - Puasa Syawal atau Ganti Puasa Ramadhan, Mana yang Harus Didahulukan? Ini Penjelasan UAS 

"Hal itu berlaku untuk laki-laki maupun perempuan," ujar ustaz Abdul Somad.

Pendapat serupa juga disampaikan Ustaz Ammi Nur Baits, Dewan Pembina di situs Konsultasi Syariah.

Alumni Madinah International University, Jurusan Fiqh dan Ushul Fiqh ini menyatakan, orang yang memiliki utang puasa Ramadan tidak dikatakan telah melaksanakan puasa Ramadan.

Oleh karena itu, orang yang memiliki utang puasa Ramadan dan ingin melaksanakan puasa Syawal harus meng-qadha (ganti) utang puasa Ramadan terlebih dahulu.

Baru kemudian melaksanakan puasa Syawal.

Fatwa Imam Ibnu Utsaimin tentang wanita yang memiliki utang puasa ramadhan, sementara dia ingin puasa syawal:

إذا كان على المرأة قضاء من رمضان فإنها لا تصوم الستة أيام من شوال إلا بعد القضاء ، ذلك لأن النبي صلى الله عليه وسلم يقول : ( من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال ) ومن عليها قضاء من رمضان لم تكن صامت رمضان فلا يحصل لها ثواب الأيام الست إلا بعد أن تنتهي من القضاء

Berita Rekomendasi

Jika seorang wanita memiliki utang puasa ramadhan, maka dia tidak boleh puasa syawal kecuali setelah selesai qadha.

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadan, kemudian dia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal…”.

Sementara orang yang masih memiliki utang puasa ramadhan belum disebut telah berpuasa Ramadhan.

Sehingga dia tidak mendapatkan pahala puasa 6 hari di bulan Syawal, kecuali setelah selesai qadha. (Majmu’ Fatawa, 19/20).

Sementara itu, untuk puasa sunah yang tidak terkait dengan puasa Ramadan, boleh dikerjakan, selama waktu pelaksanaan qadha puasa Ramadan masih panjang.

Namun, jika masa pelaksanaan qadha hanya cukup untuk melaksanakan qadha puasanya dan tidak memungkinkan lagi untuk melaksanakan puasa sunah lainnya, maka pada kesempatan itu, ia tidak boleh melaksanakan puasa sunah.

Contohnya, orang yang memiliki utang enam hari puasa Ramadan, sedangkan bulan Sya’ban hanya tersisa enam hari.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas