Masjid Istiqlal Jakarta Perbolehkan Salat Tarawih Berjamaah, Tapi Buka Puasa Bersama Ditiadakan
Kegiatan buka puasa bersama yang biasanya dinanti oleh masyarakat tidak dilakukan tahun ini di Masjid Istiqlal.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masjid Istiqlal, Jakarta memperbolehkan jemaah melaksanakan ibadah salat tarawih berjemaah. Namun, jemaah diimbau membawa sajadah dan perlengkapan pribadi saat salat.
"Kami imbau masyarakat yang ingin tarawih di sini (Masjid Istiqlal) membawa sajadahnya masing-masing," ujar Wakil Ketua Peribadatan Masjid Istiqlal, Abu Huraira, Minggu (11/4/2021).
Dia mengatakan, hal tersebut dilakukan guna menerapkan protokol kesehatan perihal pandemi Covid-19.
"Pastikan juga sajadah yang dibawa itu bersih dan telah dicuci," ucap Abu.
"Kami tidak memasang alas atau karpet karena mematuhi protokol kesehatan. Pihak Masjid Istiqlal bakal menyelenggarakan salat tarawih pada Ramadan, 12 April malam mendatang," ucap Abu.
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menyatakan kapasitas salat tarawih nantinya maksimal 2.000 orang. Sebelum melaksanakannya, pihak Masjid Istiqlal juga telah melakukan simulasi tiga kali.
"Kami sudah melakukan simulasi tiga kali. Salat Jumat juga, kami ada 145 CCTV untuk memantau," kata Nasaruddin.
"Jika ada warning sampai 2.000, nanti kami pasang pengumuman. Berhubung kapasitasnya sudah cukup," lanjutnya.
Dia menuturkan, penghitungan 2.000 orang ini dimulai saat jemaah memasuki pintu utama Masjid Istiqlal.
"Bukan gerbang utama, ya. Tapi pintu utama Masjid Istiqlal, sementara yaitu pintu utara dan selatan Masjid Istiqlal," jelas dia.
Baca juga: Masjid Agung Al-Azhar Gelar Salat Tarawih Ramadan Tahun ini, Jamaah Dibatasi 50 Persen
Selain itu, setelah tarawih jemaah langsung diminta meninggalkan Masjid Istiqlal karena akan disemprot cairan disinfektan.
"Jadi, hanya dipakai tarawih dan salat lima waktu. Tidak ada buka puasa, salat malam, dan tidak ada sahur," tegasnya.
"Sesudah pukul 20.00 (8 malam) kita kosongkan kembali masjid ini untuk langsung disterilkan. Disemprot lagi semuanya. Setiap malam kita menyemprot di istiqlal ini," ujar Nasaruddin.
Nasaruddin juga mengatakan kegiatan buka puasa bersama yang biasanya dinanti oleh masyarakat tersebut tidak dilakukan tahun ini.
Pada tahun lalu, masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut juga harus ditutup selain karena pandemi, juga tengah dilakukan renovasi besar-besaran.
"Kita tidak melakukan acara buka puasa. Jadi, hanya dipakai salat Tarawih, salat 5 waktu, tidak ada buka puasa, tidak ada salat lain dan tidak ada sahur," kata Nasaruddin.
Itikaf Ditiadakan
Terpisah, Pengurus Masjid Agung At-Tin, Jakarta Timur meniadakan itikaf atau berdiam diri di Masjid dengan niat beribadah selama bulan Ramadan 1442 Hijriah akibat pandemi Covid-19.
Kepala Bidang Peribadatan Masjid Agung At-Tin, Karnali mengatakan itikaf ditiadakan guna mencegah kerumunan warga di area Masjid yang dikhawatirkan memicu penularan Covid-19.
"Untuk tahun ini karena dilarang kerumunan dan berlama-lama di Masjid jadi sangat sulit untuk mengadakan itu, jadi kita mengimbau saja tidak mengadakan itikaf di sini secara resmi," kata Karnali.
Dalam pelaksanaan ibadah Salat Tarawih pun pengurus membatasi jemaah yang hadir dengan memberi jarak minimal 1 meter antar jemaah dalam satu saf sehingga kapasitas berkisar 1.500 jemaah.
Sementara jumlah rakaat Salat Tarawih yang sebelum pandemi Covid-19 dilakukan sebanyak 23 rakaat kini dikurangi menjadi 11 rakaat guna mencegah jemaah berlama-lama di masjid.
"Untuk kegiatan saat ini hanya tarawih, kultum. Ada iftar (buka puasa), tapi itu pun terbatas. Pembagian snack terbatas tidak seperti tahun-tahun lalu bisa sampai ribuan (porsi), ini hanya beberapa ratus saja karena memang begitu aturannya dalam Kemenag," ujarnya.
Baca juga: Masjid Istiqlal Tetap Gelar Salat Tarawih tapi Jumlah Jemaah Dibatasi
Karnali menuturkan pihaknya tidak membatasi jemaah berdasarkan asal domisili karena Masjid Agung At-Tin bukan berada di tengah permukiman, hanya jumlahnya saja agar tak berkerumun.
Para jemaah yang hendak beribadah di Masjid Agung At-Tin diimbau mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
"Jadi yang datang ke sini memang mereka yang niat datang. Kemungkinan ada dari luar kota juga karena ini akses mudah keluar masuk tol gampang. Jadi kita bebas saja tidak ada menanyakan KTP mana," tuturnya.
Karnali mengatakan pembatasan jemaah dilakukan dengan menerapkan jaga jarak 1-1,5 meter antar jemaah dalam satu saf saat pelaksanaan salat Tarawih.
"Kapasitas kita paling 1.500, itu setelah dibagi jarak. Insha Allah menampung. Memang ada pembatasan, cuman kita kan sulit membatasinya ketika orang sudah sampai. Alhamdulillah tempat kita luas," kata Karnali.
Nantinya ditempatkan sejumlah petugas yang mengawasi dan mengimbau jemaah agar mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan selama berada di area Masjid Agung At-Tin.
Spanduk-spanduk imbauan agar jemaah yang sengaja datang dari berbagai wilayah mematuhi protokol kesehatan pun akan dipasang sehingga penerapan protokol kesehatan dipastikan ketat.
"Ketika ruang Salat penuh kita siapkan di sayap kanan dan kirinya, kalaupun penuh kita naikkan ke lantai tiga. Jumlah rakaatnya yang biasa kita laksanakan 23 karena ada imbauan tidak berlama-lama di masjid kita pakai yang 11 rakaat," ujarnya.
Dalam pelaksanaan ibadah Salat Tarawih ini sosok Muazin, Imam, hingga penceramah berasal dari pihak internal Masjid Agung At-Tin guna memudahkan pengurus berkoordinasi.
Karnali menuturkan pihaknya juga mengimbau para jemaah agar langsung pulang setelah melaksanakan ibadah Salat Tarawih guna mencegah kerumunan warga di area Masjid.
"Kita arahkan jemaah langsung pulang setelah ibadah. Begitu selesai kita akan matikan lampunya, lampu-lampu besar di Masjid At-Tin," tuturnya.(Tribun Network/bim/ris/wly)