5 Pesan Ketua Umum PP Muhamadiyah Haedar Nashir dalam Menjalani Puasa Ramadhan
Lima pesan Ketua Umum PP Muhamadiyah Haedar Nashir pada masyarakat luas untuk menjalani ibadah di bulan Ramadhan 2021.
Penulis: Triyo Handoko
Editor: Daryono
2. Laksanakan Salat Tarawih dan Salat Malam lainnya
Haedar mengimbau agar masyarakat tidak memaksakan diri apabila salat tidak memungkinkan untuk ditunaikan di masjid.
Bukan berarti mengajak orang untuk menjauhkan diri dari masjid, tetapi karena kondisi yang masih tidak memungkinkan, selain itu melaksanakan salat di rumah pun kita bisa khusyuk.
“Jadikan Qiyamul Lail (tahajud, tarawih, dan salat malam) kita itu menjadikan diri kita orang-orang yang memperoleh kemuliaan dalam hidup kita lahir dan batin,” tutur Haedar.
Haedar menjelaskan orang yang mulia lahir dan batin dia tidak akan makan barang yang haram termasuk yang subhat.
Di saat dia punya peluang dia tidak akan melakukan penyimpangan apapun ketika ada ruang untuk menyimpang dan dia tetap jujur ketika di luar jauh dari jangkauan orang, itulah kemuliaan buah dari kita Qiyamul lail.
Sementara itu, qiyamul lail itu harus menimbulkan hati yang semakin tentram termasuk menghadapi berbagai macam hal dalam kehidupan kita.
Baca juga: Kisah Haedar Nashir 10 Tahun Jadi Wartawan dan Sempat Kena Tipes Selama Setahun
Baca juga: Haedar Nashir: Komitmen dan Pemikiran Jakob Oetama Niscaya Kemajuan Berpikir Bangsa Indonesia
3. Pahami Arti dan Makna Al-Quraan
Ditegaskan Haedar, al-Qur’an harus jadi petunjuk mana yang baik, benar, keliru, halal, buruk, salah, yang pantas dan tidak pantas.
Orang yang paham al-Quran mempratekkan al-Quran dengan bisa memilah milahnya, dia lakukan yang benar dan tidak lakukan yang salah.
Ketika ketidakpantasan, keburukan, dan kesalahan itu membuat diri kita senang nah ini yang perlu hal-hal yang salah itu membuat kita senang tetapi senang seketika.
Sebagai contoh, pendiri Muhammadiyah Kiai Dahlan mengajarkan surat Al-Maun selama tiga bulan.
Al-Maun itu dihafalkan ratusan tahun oleh orang Islam tetapi tidak membekas dan dipraktikkan menjadi sebuah gerakan untuk membela yang miskin, yatim, dhuafa, mustadafin, dan lainnya.
Maka tahfizul Qur’an harus dibarengi dengan pengamalan al-Qur’an juga ilmu harus tetap kita raih di bulan Ramadan. Maka, selain mempelajari Quran kita juga harus mempraktekkan ilmunya.
Baca juga: PBNU Terbitkan Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Poinnya