Karomah yang Dipercaya Dimiliki Habib Kuncung Rawajati, Ini Beberapa Kisahnya
Begitu Haji Kuncung kelahiran pada 1256 Hijriah atau 1840 Masehi ini masuk ke dalam gerbong kereta, seorang kondektur
Editor: Hendra Gunawan
Dalam perjalanan, kusir delman itu mengeluh kepada Habib karena seharian sepi penumpang.
Habib yang mendengarnya meminta kusir itu bersabar.
Setelah diajak berkeliling, Habib Kuncung memberikan sejumlah uang tetapi ditolak oleh kusir itu.
Kusir itu ikhlas mengajak Habib berkeliling dengan delmannya.
Keesokan harinya, ada seorang noni belanda dan suaminya menaiki delman itu.
"Ketika turun, koper penumpang itu ketinggalan. Kusir itu bingung mau dikasih kemana. Akhirnya seharian enggak ada yang nyari. Koper itu dibuka di rumah ternyata isinya duit," pungkasnya.
Kalimat berlafaskan Allah
Suatu ketika, seorang marbot masjid melihat Habib Kuncung sedang bermain suling. Ia kemudian menegur Habib Kuncung. Habib pun hanya tersenyum saja.
Ia yang merasa heran menanyakan kepada gurunya, Habib Abdullah bin Muhsin Al Attas.
"Bib, kok itu Habib Ahmad (Kuncung) main suling di dalam masjid?"
Habib Abdullah meminta marbot itu melihat lebih dekat Habib Kuncung saat bermain suling.
Habib Abdullah kemudian menunjukkan kepada marbot apa yang keluar dari suling itu.
"Keluar dari suling itu ternyata kalimat la ilaha illallah. Akhirnya marbotnya pingsan melihat itu," ujarnya.
Bagus melanjutkan bahwa cerita ini merupakan turun temurun dari keluarga habaib.
"Banyak lah cerita-cerita lainnya. Ini cerita turun temurun sampai kita dengar sendiri," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Ini Sebagian Karomah Habib Kuncung di Rawajati: dari Kisah Kereta Api hingga Tukang Delman