Perempuan Tani HKTI Soroti Kenaikan Barang Kebutuhan Tiap Kali Ramadan dan Idul Fitri
Memasuki hari kedua puasa, pergerakan kenaikan harga bahan pokok mulai naik seperti gula, terigu, bawang dan ayam ras
Editor: Eko Sutriyanto
Sepertinya kita diajak untuk menjadikannya agenda tahunan sebagai bagian dari ibadah "berhala" pada pasar, disaat seharusnya rakyat fokus beribadah,” tutur Dian yang juga seorang Magister Ilmu Politik dan Ekonomi ini.
Soal apakah yang menjadi sebab harga-harga selalu meroket pada bulan mulia tersebut, pemerintah selalu menjawab (tentatif) tidak seimbangnya antara produksi dan permintaan?
Ini menjadi pertanyaan tentunya. Sebab tatkala produksi melimpah, dibeberapa tempat justru harga tetap mahal, terlebih jika itu produksi yang kurang harga melambung tinggi, tak terkendali.
"Ataukah masih berkeliarannya para cukong/tengkulak/oknum pemerintah yang selalu menjadikan bulan suci tersebut sebagai ladang keuntungan. Menimbun sebanyak mungkin lalu menjualnya dengan harga tak manusiawi," katanya.
Kondisi diperparah lagi dengan lemahnya kontrol pemerintah, lembaga pengawasan terkait tidak efektif bekerja, makin memperparah kondisi dilapangan.
Tak adakah langkah preventif jauh hari untuk memotong rantai kecurangan perdagangan ini? seriuskah pemerintah melindungi masyarakat wong cilik, ditengah tuntutan ekonomi yang semakin tinggi?
“Perlu diingat dan diingat lagi, pangan adalah kebutuhan dasar, mau tak mau meski harga tinggi, rakyat tetap membelinya, meski dalam lubuk hatinya kadang berbisik karena rakyat kecil hanya bisa bertanya pada dirinya sendiri dan terkadang mengadu pada sang khalik.
Kapan semua ini akan berakhir, bulan suci dan lebaran yang mana saya akan merdeka,” pungkas Dian.