Cerita Ustaz Anggi Dirikan Pondok Pesantren Assyifa di Bogor, Ungkap Doa di Hajar Aswad Saat Umrah
Pesantren Assyifa yang berlokasi di Jalan Kincir Air Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa barat memiliki cerita panjang.
Editor: Adi Suhendi

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Pesantren Assyifa yang berlokasi di Jalan Kincir Air, Kampung Pondok Manggis, RT 4/3, Desa Bojong Baru, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa barat memiliki cerita panjang.
Pimpinan Pondok Pesantren Assyifa, Ustaz AA Anggi Assyifa mengungkap salat, salawat, dan sedekah (3 S), menjadi pedoman yang ditanamkannya kepada para santri.
Sebelum mendirikan pesantren, Ustaz AA Anggi Assyifa merupakan seorang yang aktif dan berprofesi di bidang fotografi.
Baca juga: Asal Usul Rawabangke dan Sejarah Panjang Masjid Jami Al Anwar, Masjid Tertua di Jatinegara
Bahkan, Ustaz AA Anggi Assyifa memiliki studio fotografi dengan peralatan yang cukup lengkap.
Seiring berjalannya waktu, Ustaz AA Anggi Assyifa mulai mendapatkan hidayah dari Allah SWT untuk berangkat umrah ke Tanah Suci.
Berangkatnya Ustaz AA Anggi Assyifa juga didasari dari niat tulus dan tidak terlepas dari background kedua orangtuanya yang sejak dahulu merupakan guru ngaji.
"Awalnya itu, saya umroh di tahun 2015. Dulu saya fokus di fotografi sekitar tahun 2008-2016. Ketika itu saya punya studio fotografi. Tapi kedua orang tua punya basic guru ngaji," ujarnya.
Baca juga: Beribadah Sambil Menikmati Keindahan Arsitektur Ala Turki di Masjid At-Tin Taman Mini
"Walhasil 2015 saya bikin film di Mekah dan Madinah. Film dokumenter, film travel itu sampai empat hari, lalu saya doa di hajar aswad. Saya cuma bilang begini 'saya ini sudah bosan seperti ini karena melihat orangtua itu guru ngaji'," tambahnya.
Usai melakukan umrah, tekad Ustaz AA Anggi Assyifa semakin bulat untuk membangun Pondok Pesantren Assyifa dengan dana mandiri.
Namun, ketika hendak membangun, Ustaz AA Anggi Assyifa kembali diberi cobaan oleh Allah SWT lantaran tanah di area Pondok Pesantren selalu tergenang air.
"Begitu pulang itu saya dapat tanah wakaf ini, bingung dapat tanah wakaf. Tanahnya dapat, tapi di sini rawa dan air semua, bagaimana saya cara bangunnya," bebernya.
"Terbentuknya itu sebenernya tahun 2014. Tapi belum bisa dibangun apa-apa karena di sini tergenang air, karena ini kan dulunya rawa-rawa, di sini seperti mangkuk jadi air turun semua ke sini," sambungnya.

Kendati demikian, Ustaz AA Anggi Assyifa enggan menyerah dengan keadaan, sampai pada akhirnya dia dipertemukan oleh empat orang anak laki-laki yang sekaligus itu merupakan santri pertamanya.