Haruskah Berbuka Puasa dengan yang Manis? Ini Penjelasan dari Sisi Agama dan Kesehatan
Sudah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat menjadikan makanan manis sebagai menu buka puasa di bulan Ramadan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Saat berbuka puasa ada kecenderungan untuk melahap minuman dan makanan manis.
Deretan sajian manis jadi menu wajib buka puasa.
Benarkah berbuka puasa harus dengan yang manis, berikut penjelasannya.
Mengutip British Nutrition Foundation, saat berbuka puasa sebaiknya tidak mengonsumsi banyak makanan atau minuman manis dengan gula tambahan.
Terlalu banyak konsumsi yang manis akan membuat Anda merasa lemas dan mengantuk pascaberbuka.
Sejak sahur, simpanan gula darah akan terus turun sepanjang hari karena tubuh tidak menerima asupan apapun.
Karena itulah, makan bergizi lengkap harus menjadi menu yang yang wajib disajikan saaat berbuka puasa.
Selain membuat lemas dan mengantuk, sajian manis yang terus menerus dikonsumsi akan membuat berat badan naik meski sekalipun berpuasa disiang hari.
Baca juga: 8 Ide Resep Menu Buka Puasa Ramadhan 2024, Cocok untuk Takjil Selama 30 Hari
Lalu sajian apa yang seharusnya dikonsumsi saat berbuka?
Sajian harus ini mengandung serat sekaligus nutrisi tinggi. Seperti jus buah atau smoothies tanpa gula tambahan, buah kurma, es buah tanpa pemanis tambahan, maupun buah-buahan segar, buah kering, maupun beku yang diberi coklat.
Mengutip laman Healhtline, serat buah-buahan membantu mengontrol gula darah agar tidak melonjak tinggi.
Sementara, berbuka dengan segelas teh manis akan membuat gula darah meningkat lebih drastis lagi.
Anda sebaiknya bisa mengganti gula pasir dengan madu yang punya nilai gizi cukup atau ekstrak vanila.
Dari sisi agama
Istilah 'berbukalah dengan yang manis' bukan berasal dari sunnah Nabi Muhammad SAW.
Tetapi berbuka puasa berdasarkan sunnah Nabi Muhammad SAW telah diterangkan lewat Hadist Riwayat bu Daud no. 2356 dan Ahmad.
"Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan ruthab (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air,"
Meski demikian, beberapa ulama ada juga yang menganjurkan untuk berbuka puasa dengan yang manis. Seperti yang disampaikan oleh Ulama Al Hattab Ar Ru'aini lewat kitab Mawahibul Jalil fi Syarhi Mukhtashar Khalil.