Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Warnai Bulan Ramadhan dengan Hafalan Al-Quran dan Ngaji Kitab Kuning ala Santri Ponpes Darul Amanah

mewarnai Ramadhan 1445 H dengan hafalan Al Quran dan mengaji kitab kuning.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Yurika NendriNovianingsih
zoom-in Warnai Bulan Ramadhan dengan Hafalan Al-Quran dan Ngaji Kitab Kuning ala Santri Ponpes Darul Amanah
Tribunnews/IST
Suasana di Pondok Pesantren Darul Amanah Kendal, Jawa Tengah, pada bulan Ramadhan 1445 H. 

TRIBUNNEWS.COM - Santriwan dan santriwati di Pondok Pesantren Darul Amanah Kendal, Jawa Tengah, mewarnai Ramadhan 1445 H dengan fokus dalam hafalan Al Quran dan mengaji kitab kuning.

Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amanah, Ustaz HM Fatwa mengungkapkan selama bulan Ramadhan, pembelajaran ilmu agama semakin diperkuat dengan menerapkan beberapa kegiatan.

Seperti membaca dan menghafal kitab kuning, sholat tarawih, kultum, dan tadarus Al Quran.

"Hafalan Al Quran dari santri selama bulan suci Ramadhan juga difokuskan," ungkapnya melalui keterangan tertulis, Jumat (22/3/2024).

Selain itu, hal menarik terletak pada pembelajaran mengenai kitab kuning yang merupakan kurikulum di Pondok Pesantren Darul Amanah.

Untuk diketahui, kitab kuning adalah istilah yang populer di kalangan pondok pesantren untuk menunjuk buku-buku tradisional atau buku-buku klasik.

Dikutip dari walisongo.ac.id, kitab itu disebut “kitab kuning” karena umumnya dicetak di atas kertas berwarna kuning.

Berita Rekomendasi

Kitab kuning berisi ilmu-ilmu keislaman, khususnya ilmu fikih, yang biasanya ditulis atau dicetak dengan huruf Arab dalam bahasa Arab atau Melayu Jawa, Sunda dan sebagainya.

Ustaz Fatwa mengungkapkan, tidak semua pesantren berani menerapkan kurikulum kitab kuning.

Penyebabnya antara lain level kesulitan dari membaca dan memahami kitab kuning itu sendiri.

Diperlukan pemahaman yang khusus terhadap bahasa Arab agar dapat lancar membaca kitab kuning. Namun, Gus Fatwa mengatakan Pondok Pesantren Darul Amanah punya metodenya sendiri.

Baca juga: Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia Gelar Penyuluhan Gizi ke Sekolah dan Pesantren

Metode ini berhasil menghantarkan santri kepada pemahaman terhadap kitab kuning dan segala hal yang ada di dalamnya.

“Pertama tentunya harus dikuatkan dulu alat untuk membacanya. Alat untuk membaca di sini maksudnya adalah kemampuan santri berbahasa Arab."

"Santri harus tau cara menulis, membaca, dan mengartikan bahas Arab sebab di kitab kuning, Arabnya gundul semua," urainya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas