Ancaman Teror Hantui Para Petinggi Kejati Sulut
Polisi memperketat pengamanan terhadap petinggi Kejati Sulut menyusul ricuh Rabu lalu dan adanya indikasi teror terhadap korps baju cokelat tersebut.
Editor: Anwar Sadat Guna
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Jajaran kepolisian dari Polda Sulut dan Poltabes Manado memperketat pengamanan terhadap para petinggi Kejaksaan Tinggi Sulut, kantor Kejati Sulut, dan Rutan Malendeng, menyusul ricuh Rabu lalu dan adanya indikasi teror terhadap korps baju cokelat tersebut.
Pantauan Tribun di depan kantor korps Adhyaksa, masih terpasang security barrier (kawat berduri), melingkar dari pintu gerbang sebelah kanan hingga pintu gerbang kantor Kesbang Sulut yang bersebelahan dengan Kejati.
Tampak beberapa polisi terus berjaga-jaga di seputaran kantor Kejati Sulut.
Aktivitas di kantor itu terlihat normal. Para pegawai berseragam olahraga melakukan pekerjaan mereka seperti biasa. Namun, para pegawai kejaksaan terpaksa memarkir kendaraan mereka jauh dari kantor karena gerbang masuk terhalang kawat berduri.
Kasi Penkum dan Humas Kejati, Reinhard Tololiu, mengatakan, Kejati sudah meminta pengamanan sebelum pemeriksaan terhadap Elly, Rabu lalu.
"Nah, yang menilai berapa lama pengamanan ini tentunya bukan kami, tetapi aparat keamanan lah yang lebih tahu," ujar Tololiu.
Aparat keamanan, kata dia, lebih paham apakah keadaan sudah kondusif atau belum. Jika memang belum kondusif, terang Tololiu, pihak kepolisian juga lebih tahu apa yang harus dilakukan.
"Mereka kan punya jaringan untuk itu. Jadi kita percayakan saja pada mereka," katanya.
Rumah Tololiu pun masih mendapat penjagaan polisi dari Polsek Sario, menyusul kedatangan puluhan pria menggunakan tujuh mobil yang mengaku sebagai pendukung Elly.
"Pengamanan di rumah memang masih dari pihak Polsek Sario" ujarnya. Pos masuk rumah dinas Kejati juga mendapat penjagaan. Dua anggota Intel Korem Manado terlihat berjaga di pos penjagaan. Rumah Wakajati, I Parwata Kusumah, juga dijaga dua anggota Intel Korem Manado.
Sementara, situasi Rutan Malendeng terlihat sepi. Pintu Rutan terkunci rapat. Hanya terlihat beberapa petugas berjaga-jaga di depan pintu masuk. Namun setiap keluarga terpidana datang menjenguk, harus melewati pemeriksaan petugas kepolisian.
Kemarin, tidak terlihat keluarga maupun kerabat Elly Lasut datang berkunjung. Menurut informasi, seluruh kerabatnya masih berada di Kepulauan Sangihe untuk mengikuti kegiatan kampanye.
Tidak seperti beberapa hari lalu, dimana pendukung Elly selalu berkumpul di luar rutan, namun kemarin tidak terlihat. Elly sendiri masih berada dalam ruang Masa Pengenalan Lingkungan (Mapaling). Selanjutnya dia akan dipindahkan ke ruang tahanan. Elly akan berada di ruang Mapaling selama tujuh hari, hingga Selasa 27 Juli 2010.
Kejati Sulut menjebloskan Elly ke Rutan Malendeng sejak Rabu 20 Juli 2010 sebagai tersangka kasus dugaan korupsi perjalanan dina fiktif tahun 2006-2008 senilai Rp 7,7 miliar. Dia berstatus tersangka sejak 9 Februari 2010.
Saat penahanan itu dilakukan, ribuan orang yang mengaku pendukung Elly mendatangi Kejati Sulut. Kericuhan tak dapat dicegah ketika massa mengamuk dan merusaki beberapa fasilitas di kantor tersebut.