Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Listrik Diputus Supaya Kami Mengungsi

Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Al Qodir Wukirsari, Cangkringan, menduga PLN sengaja memutus aliran listrik di wilayah tersebut.

Editor: Juang Naibaho
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Ibnu Taufik Juwariyanto

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Al Qodir Wukirsari, Cangkringan, Sleman, KH Masrur Ahmad menduga PLN sengaja memutus aliran listrik di wilayah tersebut. Langkah ini dilakukan agar dirinya bersedia menghentikan aktivitas ponpesnya untuk kemudian mengungsi.

"Rupanya selain aparat keamanan melarang semua orang yang akan menuju ke pondok, PLN juga sengaja mematikan listrik di Cangkringan. Rupanya itulah upaya terakhir agar kami mau mengungsi," kata Masrur Ahmad kepada Tribun, Rabu (10/11/2010) malam.

Namun rupanya, Masrur Ahmad yang dikenal cukup dekat dengan Ahmad Dhani, pentolan grup band Dewa 19 ini tak kekurangan akal. Setelah sejak Selasa siang jaringan listrik dimatikan, dia mengaku masih memiliki genset yang cukup untuk memberikan suplai listrik di pondok.

"Tidak ada listrik tidak masalah, kami masih memiliki genset yang bisa dioperasikan menggantikan listriknya PLN," kata Masrur Ahmad. Ditanya alasannya tetap bertahan, Masrur mengaku realistis. Dia membantah ada alasan spiritual.

"Realistis saja, jarak Kali Gendol dengan pondok ini jauh. Masih ada dua sungai besar yang ada di antara Gendol dan pondok," kata Masrur Ahmad.

Masrur sendiri juga mengaku takut dengan ancaman awan panas. Bahkan dia juga mengaku akan ikut melarikan diri apabila awan panas menerjang pondok. "Saya ini juga takut mati, kalau ada awan panas, saya pasti melarikan diri. Namun sejauh ini kami tidak melihat ancaman tersebut. Banyak pepohonan di sisi utara Wukirsari yang melindungi pondok ini dari ancaman wedus gembel," lanjutnya.

Hingga saat ini, Masrur menjelaskan bahwa masih ada sekitar 50 santri yang tetap bertahan dan tetap menjalankan aktivitas selayaknya di pondok pesantren. Sedangkan sebagian besar santri lainnya menurut Masrur memilih untuk pulang maupun mengungsi.(*)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas