Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masih Ada 50 Santri Belum Mengungsi walau Listrik Mati

Aliran listrik di radius 20 kilometer sengaja dimatikan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan , termasuk listrik di pesantren Al Qodir

Editor: Iswidodo
zoom-in Masih Ada 50 Santri Belum Mengungsi walau Listrik Mati
Tribunnews.com/Iman Suryanto
Merapi dilihat dari Dusun Brobogan, Cangkringan tampak sedang erupsi, Rabu (10/11) pagi hari dengan menyemburkan hujan abu dan awan panas yang mengarah pada sisi barat gunung. 
Laporan Tribun Jogja, Ibnu Taufik

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA- Aliran listrik di radius 20 kilometer sengaja dimatikan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan demi keselamatan warga. Termasuk listrik yang mengaliri pondok pesantren Salafiyah Al Qodir di  Wukirsari, Cangkringan, Sleman.

Pesantren yang berjarak hanya 14 kilometer dari puncak Merapi itu hingga kini masih beraktivitas seperti biasa, mengaji, baca Alquran dan beribadah belum ada rencana mengungsi dari daerah tersebut.

Bahkan pengasuh ponpes KH Masrur Ahmad menduga PT PLN sengaja mematikan aliran listrik ke pondoknya agar segera mengungsi. Namun kondisi itu, termasuk pasokan bahan makanan yang makin sulit tidak menyurutkan pendiriannya untuk tetap tidak mau mengungsi.

"Rupanya selaian aparat keamanan melarang semua orang yang akan menuju ke pondok, PLN juga sengaja mematikan listrik di Cangkringan. Rupanya itulah upaya terakhir agar kami mau mengungsi" kata Masrur Ahmad kepada Tribun, Rabu (10/11/2010) malam.

Kyai Masrur yang dikenal dekat dengan Ahmad Dhani pentolan grub band Dewa ini tak kurang akal. Dia pun memiliki genset yang cukup untuk  mengaliri suplai listrik di pondoknya.

"Tidak ada listrik tidak masalah, kami masih memiliki genset yang bisa dioperasikan menggantikan listriknya PLN," kata Masrur Ahmad.

Alasan untuk tetap bertahan di pesantren, tak ada embel-embel lain atau alasan spiritualitas. Semua berdasar logika dan realistis.

Berita Rekomendasi

"Realistis saja, jarak Kali Gendol dengan pondok ini jauh. Masih ada dua sungai besar yang ada di antara Gendol dan pondok," kata Masrur Ahmad.  Sebagai manusia biasa, Kyak Masrur juga mengaku ngeri dan takut dengan ancaman awan panas.

Bahkan dia juga mengaku akan ikut melarikan diri apabila awan panas menerjang pondok. "Saya ini juga takut mati, kalau ada awan panas, saya pasti melarikan diri. Namun sejauh ini kami tidak melihat ancaman tersebut. Banyak pepohonan di sisi utara Wukirsari yang melindungi pondok ini dari ancaman wedus gembel," lanjutnya.

Hingga saat ini, Masrur menjelaskan bahwa masih ada sekitar 50 santri yang tetap bertahan dan tetap menjalankan aktivitas selayaknya di pondok pesantren. Sedangkan sebagian besar santri lainnya, menurut Masrur memilih untuk pulang maupun mengungsi.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas