Gubernur Sulut Sindir Pejabat Tomohon Pencuri Tulang
Gubernur Sulut, Sinyo Harry Sarundajang minta pejabat Tomohon tidak meninggalkan tugas.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Saat rapat evaluasi penanganan ancaman bahaya Gunung Lokon di Kantor Ex Rindam, Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), Gubernur Sulut, Sinyo Harry Sarundajang minta pejabat Tomohon tidak meninggalkan tugas.
"Pejabat di Kota Tomohon mohon tugas pokok jangan ditinggalkan, laksanakan dengan penuh tanggungjawab. Tapi, harus bagi waktu juga untuk tangani tugas khusus (bencana Lokon) karena butuh perhatian luar biasa. Jangan pencuri tulang, dengan pura‑pura aktif tapi lari duluan," ujar Sarundajang.
Menurutnya, melaksanakan kerja sesuai tupoksi masing‑masing sangat membantu untuk optimalisasi pelayanan kepada masyarakat.
"Kita semua hidup bersama, jadi harus terlibat dan perlu ada kesigapan dalam melaksanakan tugas untuk melayani masyarakat terutama yang ada di pengungsian. Ini tugas panggilan kemanusiaan sebagai pamong, ada yang tertulis dan tidak, jadi harus siap siaga," tegas Sarundajang.
Paulus Sembel Ketua Komis A DPRD Kota Tomohon mendukung sikap Gubernur Sulut yang meminta optimalisasi kerja pejabat yang terlihat mulai drop.
"Penegasan Gubernur itu benar. Sebab yang bertanggungjawab langsung adalah Pemerintah Kota Tomohon karena lokasi bencana ada di wilayah Tomohon," tuturnya.
Menurut Sembel, sindiran Gubernur soal pencuri tulang itu bisa diartikan Pemerintah Kota Tomohon kurang proaktif dan belum sigap terhadap bencana.
"Ini signal Gubernur bahwa yang kelihatan proaktif jutsru TIM SAR Provinsi, LSM, PMI, TNI dan POLRI," kata Sembel.
Pernyataan Gubernur baginya merupakan bentuk kritik dan evaluasi atas kesigapan pemerintah Kota Tomohon yang terkesan lambat melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab yang ada.
Lili Undap, warga Kinilow Lingkungan II yang ikut mengungsi mengatakan tak akan kembali ke rumah sebelum ada instruksi resmi dari pemerintah tentang jaminan rasa aman dari ancaman Lokon.
"Untuk kembali masih menunggu petunjuk pemerintah, tapi saya senang dikunjungi Pak Gubernur, menambah semangat seperti memberi kekuatan baru," katanya, yang mengaku tinggal bersama 80 warga lainnya disatu ruangan ungsian.
Arnold Poli, Plt Sekretaris Kota mengatakan informasi terhadap perkembangan Gunung Lokon akan disampaikan pihaknya setelah berkoordinasi dengan instansi yang resmi memantau aktifitas gunung. Jika dinyatakan aman, akan diizinkan kembali ke rumah.
"Jadi warga harus berada dipengungsian, lebih aman karena daerah bahaya dalam radius 3 Km," tuturnya.
Hendra Gunawan, Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Lokon mengatakan aktivitas yang ditunjukkan Lokon menyerupai aktivitas tahun 1982 di mana terjadi letusan abu dalam skala kecil saja. "Dari hasil pengkajian yang dilakukan baik pengukuran gas maupun kegempaan, aktivitas Lokon menunjukkan penurunan," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.