Stok Solar Operasional Kendaraan SAR Lokon Habis
Sejumlah donatur bagi musibah bencana erupsi gunung Lokon mengeluhkan manajemen bantuan yang kurang transparan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunmando.co.id, Kevrent T Sumurung dan Warsteff Abisada
TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono mengatakan, pihaknya terus menganalisis data-data rekaman aktivitas Gunung Lokon. Status gunung juga masih awas sembari menunggu perkembangan terakhir. Namun dia berharap bisa menjadi level siaga sehingga warga dapat pulang ke rumah masing-masing.
"Saya tidak bisa memprediksinya. Statusnya bisa saja berubah. Kami harap bisa turun," jelasnya, Rabu (20/7/2011). Kepada Pemko Tomohon, pihaknya mengimbau terus dilakukan sosialisasi selama status belum ada penurunan.
"Tapi, saat ini masyarakat jangan pulang dulu ke rumah. Saya mewakili pemerintah mengimbau warga tetap di pengungsian," ujarnya.
Dari Pos Pemantau Lokon dilaporkan, suplai energi ke kepundan menurun ditandai penurunan amplitudo gempa tremor yang terekam di seismograf, atau alat pencatat gempa. Farid Ruskanda Bina, Kepala Pos Pemantau mengatakan, amplitudo tremor tinggal kisaran 1-5 cm, dari sebelumnya 4-20 cm.
"Suplai energi terus terjadi, tapi jumlahnya menurun," jelasnya seraya menyebut berdasarkan rekaman belum terindikasi adanya suplai energi besar pemicu letusan, kecuali sebatas gempa tremor. "Gempa tremor mengindikasikan adanya suplai magma dan gas ke permukaan," jelasnya.
Namun demikian, status gunung masih awas. Warga juga diminta menjauhi zona larangan radius 3,5 kilometer. Sehari sebelumnya, Surono mengatakan ancaman paling dikhawatirkan luncuran awan panas. Sebab pada beberapa kali letusan hal itu pernah terjadi meski tak menimbulkan korban jiwa.
"Mudah-mudahan tak ada ancaman serius yang ditimbulkan Gunung Lokon jika meletus lagi," tuturnya.
Warga juga dimintanya tak mendekati bibir kawah terutama saat cahaya matahari terlihat lantaran berisiko terkena gas beracun. Aktivitas Lokon dalam pantauan, terus menunjukkan keanehan. Jika biasanya letusan didahului gempa tremor. Lokon kata Surono, justru sebaliknya.
"Gunung Lokon setelah gempa tremor berhenti baru terjadi letusan karena terlebih dahulu mengumpulkan energi," jelasnya.
Terpisah, Tim Tanggap Darurat terus mendistribusikan logistik bantuan seperti selimut yang sebelumnya sempat tertumpuk di posko. Tim juga menyalurkan kasur, terpal dan sejumlah bantuan warga lainnya ke 23 titik pengungsian. Kepala BPBD Tomohon, Royke Roeroe mengatakan, distribusi bantuan diprioritaskan ke perempuan hamil, lansia dan anak-anak.
Kemarin, Keuskupan Manado menyerahkan bantuan 500 paket gula, perlengkapan mandi seperti sabun mandi, detergen dan obat gigi. Hanya mereka mengeluhkan manajemen bantuan yang kurang transparan.
"Sistem terlalu berbelit-belit," keluh Pastor Steven Lalu.
Selain manajemen bantuan, sejumlah kalangan juga meminta Pemko Tomohon melengkapi sukarelawan dengan peralatan standar pengaman saat evakuasi. Johanis Wilar, anggota Komisi C DPRD mengatakan, peralatan diperlukan demi keselamatan petugas itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.