Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ternyata Salam dan Senyum itu yang Terakhir dari Briptu Eriek

Sebelum ditemukan tewas, Briptu Eriek sempat memberi salam kepada Kholifah, Kakak Iparnya yang akan berangkat jualan di pasar

Editor: Yudie Thirzano
zoom-in Ternyata Salam dan Senyum itu yang Terakhir dari Briptu Eriek
SURYA/Amru Muiz
Abdullah Sutarno, ayah Briptu Eriek Setyo Widodo mencium peti jenazah anaknya sebelum upacara pemakaman, Selasa (2/8/2011). Briptu Eriek adalah anggota Satlantas Polsek Sukolilo, Bangkalan yang ditemukan tewas di perkebunan pohon jati, Desa Gigir, Kecamatan Blega, Bangkalan, Senin (1/8/2011). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isak tangis tangis sanak keluarga Briptu Eriek Setyo Widodo (25) langsung pecah ketika peti jenazah memasuki rumah orang tuanya, Abdullah Sutarno (55) di Dusun/Desa Talun, Kecamatan Rejoso, Nganjuk.

Briptu Eriek Setyo Widodo adalah anggota Satlantas Polsek Sukolilo, Bangkalan yang ditemukan tewas di perkebunan pohon jati, Desa Gigir, Kecamatan Blega, Bangkalan, Senin (1/8/2011). Terdapat bekas luka tembak di bagian dada korban.

Peluk disertai tangis kesedihan juga menyambut anak semata wayang Briptu Eriek, Diska Azeli Setya yang masih berumur 4 bulan dan isteri Briptu Eriek, Surayayuk (23) yang menyertai kedatangan jenazah. Umumnya sanak saudara dan tetangga tidak percaya Briptu Eriek yang memiliki kepribadian menyenangkan dan baik hati itu telah tiada.

“Kami terkejut ketika mendengar Mas Eriek meninggal dunia, kok ya ada yang tega membunuhnya, dia ketika masih di Desa Talun sangat grapyak kepada siapapun sehingga dikenal semua orang,” kata Andri, salah satu pemuda Dusun Talun di rumah duka, Selasa (2/8/2011).

Hal yang sama disampaikan kakak istri Briptu Eriek, Kholifah. Menurutnya, adik iparnya itu dikenal grapyak (ramah) dan semanak (kekeluargaan), baik di rumah maupun di luar rumah. Setiap ada orang yang minta tolong maka tanpa berkata ia pun langsung membantunya. “Itulah mengapa adik ipar saya itu dikenal dan disukai para tetangga rumahnya,” kata Kholifah.

Sebelum kejadian, jelas Kholifah, seperti biasa, adik iparnya tersebut berangkat kerja setelah makan sahur untuk menunaikan ibadah puasa hari pertama. Ketika berangkat, senyum riang ditujukan pada anak dan istrinya di rumah, meski kondisi masih gelap, sekitar pukul 04.00 WIB.

Saat pamitan, ungkap Kholifah, Eriek juga tidak menampakkan wajah murung atau menunjukkan firasat akan mengalami musibah hingga merenggut nyawanya. Bahkan, ketika hendak berangkat, ia sempat memberi salam kepada Kholifah yang juga berangkat jualan di pasar. “Saya tidak mengira kalau senyum dan sapa itu merupakan yang terakhir dari adik ipar,” ucap Kholifah.

BERITA REKOMENDASI
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas