Massa Mengamuk di KIP Gayo Lues
Ribuan massa berdemonstrasi ke Kantor Komisi Independen Pemilihan Gayo Lues (KIP Galus), Selasa (10/4/2012) menjelang magrib.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BLANGKEJEREN - Ribuan massa berdemonstrasi ke Kantor Komisi Independen Pemilihan Gayo Lues (KIP Galus), Selasa (10/4/2012) menjelang magrib. Mereka melempari kantor itu dengan batu, sehingga pagar dan puluhan jendela kacanya hancur berantakan. Sebuah mobil operasional KIP setempat juga hangus dibakar massa.
Massa dalam jumlah kolosal itu merupakan gabungan dari pendukung kandidat cabup/cawabup Galus Irmawan/Yudi Candra yang bermoto “Perubahan” dan pasangan Karim Cukup/Nurhayati Sahali yang mengusung moto “Kati Musara”.
Mereka protes karena KIP maupun panwas setempat dinilai tidak tegas bertindak dan melakukan pembiaran terhadap berbagai pelanggaran pilkada, sehingga menguntungkan perolehan suara bagi pasangan nomor urut 3, yakni Ibnu Hasim/Adam. Ibnu Hasim sendiri merupakan mantan bupati Galus.
Massa yang meluapkan emosinya dengan cara membakar mobil Kijang kapsul warna silver milik KIP setempat, akhirnya dihalau oleh ratusan petugas keamanan. Terdiri atas polisi, Brimob, anggota TNI Kompi Sangir, dan anggota Kodim 0113/Galus. Sejumlah petugas terpaksa melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk meredam aksi massa yang mulai anarkis.
Pantauan Serambi di lokasi kemarin, massa pendukung dari dua kandidat yang kecewa itu menghujani kantor KIP dengan bebatuan besar. Mereka juga membakar ban di beberapa titik di depan kantor KIP.
Saat massa beraksi, ruas jalan Blangkejeren-Kong Bur, tempat kantor KIP berada, sejak pukul 14.00 WIB hingga tadi malam macet total oleh kerumunan pengunjuk rasa. Akibatnya, tidak ada kendaraan yang melintas di jalan itu, sementara massa masih terus menguasai kantor KIP.
Bahkan tadi malam, pengunjuk rasa mulai mendirikan beberapa tenda untuk menginap di depan kantor KIP. Mereka berencana akan bermalam di situ sambil menunggu keputusan KIP.
Mereka menuntut pilkada di Galus harus ditunda dan pasangan Ibnu Hasim/Adam didiskualifikasi dalam pilkada ini oleh KIP dan Panwaslu Galus.
Tuntutan itu muncul, karena pengunjuk rasa menilai, kemenangan yang diraih pasangan Ibnu/Adam tidak fair.
“Pelaksanaan pilkada di Galus diwarnai kecurangan, money politics, dan intimidasi oleh kandidat nomor urut 3,” kata koordinator aksi, Iskandar didampingi Safarudin Telpi.
Hingga pukul 22.00 tadi malam, massa pendukung kedua kandidat itu tetap bertahan di depan kantor KIP. Mereka bertekad tak akan beranjak dari tempat itu sebelum KIP Galus mengeluarkan keputusan untuk melaksanakan pilkada ulang di Galus dan mendiskualifikasi pasangan Ibnu/Adam pada pilkada kali ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.