2,1 Juta Pemudik Belum Keluar dari Jateng
Hingga H+8 masih ada sekitar 2,1 juta pemudik yang belum kembali atau keluar dari jawa tengah.
Editor: Budi Prasetyo
Laporan wartawan Tribun Jogya/ Bhakti Buwono Budiastyo
TRIBUNNEWS.COM SEMARANG, - Hingga H+8 masih ada sekitar 2,1 juta pemudik yang belum kembali atau keluar dari jawa tengah. Jumlah itu masih cukup banyak kalau melihat jumlah pemudik yang terpantau masuk ke Jawa Tengah mencapai 5,41 juta atau meningkat 1,58 % dibanding tahun lalu. Pada 2011, pemudik mencapai 5,3 juta orang.
"Hingga data Senin (27/8/2012) pukul 00.00, 94,9 persen masih merupakan sepeda motor," kata kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) pemerintah provinsi Jawa Tengah Urip Sihabudin di kompleks kantor gubernur Jateng, Senin (27/8).
Ia menjelaskan, jumlah pemudik yang keluar jateng dalam periode yang sama itu naik 0,09 % atau 3,36 juta pemudik dibanding tahun lalu yang hanya 3,35 juta. Kenaikan jumlah pemudik sepeda motor luar biasa besar. Data yang ia terima kenaikan jumlah pemudik bersepeda motor mencapai 50,16 %.
Urip memperkirakan jumlah pemudik yang akan keluar jateng masih akan terurai hingga H+10 atau H+15. Selama kurun waktu itulah pihaknya akan terus memantau jalannya arus balik.
Data kepolisian menyebut, jumlah kecelakaan yang terjadi mulai tanggal 11 Agustus 2012 hingga 25 Agustus 2012 mencapai 1.360 kejadian. Jumlah yang meninggal dunia mencapai 160 jiwa, luka berat tercatat 328 orang dan luka ringan mencapai 1.866. Untuk jumlah yang meninggal dunia meningkat cukup tajam karena tahun lalu hanya 90 jiwa.
Masih tingginya pemudik bersepeda motor dan kecelaakaan membuat pakar transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Joko Setijowarno angkat bicara. Menurutnya, perlu regulasi khusus untuk sepeda motor semisal menetapkan batas maksimas isi silinder (cc) untuk umum yaitu 100 cc sebagai contoh dan memberlakukan kawasan bebas sepeda motor.
Dampak kebijakan sepeda motor diproduksi di atas 100 cc adalah kecelakaan meningkat (termsk korbannya) di atas 70%. Selain itu cc yang besar sering disalahgunakan untuk tndakan kriminal, atau timbul aksi balap liar. Di negara lain isi sepeda motor kurang dari 100 cc dan tak dijdkan kend jarak jauh. Hanya jarak dekat dan dibatasi wilayah operasinya.
"Pada tahun 1970 hingga 1990 beredar cukup banyak sepeda motor bebek merk Honda C70, Suzuki FR80, Yamaha V75 yang isi silinder nya kurang dari 100 cc. Tidak ada yang memakai untuk mudik, pasti tak nyaman, dan laju rendah," katanya.
"Ke depan untyk mengurangi mudik sepeda motor, pemerintah bisa menggratiskan atauo byr murah angkutan lewat laut ((TNI AL, ASDP, PELNI) atau darat lewat KAI atau dengan truk. Semuanya dibayar pemerintah lewat Public Service Obligation," tambah Joko.
Selain itu, target rel ganda sebisa mungkin diselesaikan sebelum lebaran 2013. Karena hal itu bisa membantu penambahan kapasitas penumpang kereta api.
"Perlu juga ketegasan polantas untuk menindak pelanggaran tanpa toleransi," ujarnya.
Tentunya, semua langkah itu harus diimbangi pelayanan transportasi umum yang berkualitas. Sebisa mungkin transportasi umum senyaman kendaraan pribadi. Selain itu transportasi umum harus terintegrasi dengan moda lain di simpul transportasi. (bbb)
Baca Juga :
- Kapolri Bakal Sambangi Sampang 11 menit lalu
- Pesawat Fokker 50 Sky Tergelincir di Natuna 14 menit lalu
- Banjir Bandang Parigi Moutog 2 Orang Meninggal 15 menit lalu
- PBNU Terjunkan Tim Investigasi ke Sampang 21 menit lalu