Ratusan Kepala Lingkungan Kepung Asian
bubut milik Karito alias Asiang di Jl Perwira III, Pulobrayan Bengkel, Senin (18/2)
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,MEDAN-- Ratusan kepala lingkungan (Kepling) dari Kecamatan Medan Timur menduduki bengkel bubut milik Karito alias Asiang di Jl Perwira III, Pulobrayan Bengkel, Senin (18/2).
Mereka mengaku tersinggung atas ulah Asiang yang melempar uang pada kepling setempat, M Salim saat meminta retribusi kebersihan.
Asiang, saat dijumpai di Polsekta Medan Timur saat membuat laporan, sekitar pukul 09.00 WIB, mengaku dihubungi karyawannya mengabarkan kedatangan Kepala Lingkungan IX, M Salim dan rekannya, ke bengkel.
"Karyawan saya bilang apa berani datang ke bengkel sendiri atau perlu ditemani beberapa orang. Saya bilang nggak perlulah. Paling ini miskomunikasi," katanya.
Tiba di bengkel yang letaknya tak jauh dari rumah itu, pria berusia 33 tahun itu melihat seratus lebih orang berseragam dinas Pemko telah menduduki bengkelnya.
"Kepala saya dipukul oleh teman kepling itu dengan helm. Ditarik, diseret, dan dipiting seperti maling," tuturnya.
Pengusaha yang juga punya bengkel bubut di Jl Perwira V itu, mengatakan penganiyaan yang dilakukan Kepling Salim Cs merupakan buntut kejadian Sabtu (16/2).
Saat itu, Kepling Salim menemuinya untuk membahas iuran retribusi kebersihan. Katanya, Salim menawarkan potongan iuran kebersihan yang seharusnya sekitar Rp 500 ribu per bulan menjadi Rp 160 ribu. Namun, Salim meminta iuran langsung dibayar untuk setahun. Sang kepling juga memintanya untuk tidak bercerita kepada Camat tentang diskon ini karena takut dipecat.
"Saya bilang, saya minta bukti pembayaran. Tapi dia (kepling) menolak. Malah meminta saya buat surat keberatan membayar. Siapa yang keberatan?" ujarnya.
Ia melaporkan penganiayaan ke Polsekta Medan Timur dan menjalani pemeriksaan di RSUD Pirngadi untuk mendapatkan surat visum. Selain itu Asiang juga menyerahkan CCTV yang merekam aksi penyerbuan Kepling Salim Cs.
"Mereka bilang, 'kau nggak mau bayar uang kebersihan, ya!' Saya diam saja. Kalau berbicara nanti malah tambah panas," ujarnya.
Beruntung, Camat Medan Timur Parulian Pasaribu, segera tiba di lokasi. Camat Parulian marah karena kepling dan pegawai lainnya tidak berkoordinasi dengannya.
Saat dijumpai di Kantor Kecamatan Medan Timur, Salim membantah keterangan Asiang. Bahkan ia menuduh pengusaha itulah yang sejak awal bersikap arogan. Sebelum dilaporkan ke Mapolsek Medan Timur, ternyata Salim telah melaporkan Asiang ke Mapolresta Medan atas tuduhan penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan pada Sabtu.
Pria kurus berkacamata itu mengaku mendatangi bengkel di Jl Perwira III untuk menjumpai Asiang, Sabtu.
Setelah berjumpa, Asiang keberatan dengan iuran Rp 138 ribu per bulan. Karena keberatan, Salim pun meminta Asing membuat surat pernyataan keberatan.
"Setelah itu dengan kasar ia meminta saya masuk, dan mengunci pintu. Dia bilang,'Kaupun bisa kuteriaki rampok di sini? Siapa saksimu?'" ujar Salim.
Ia mengatakan Asiang memerintahkan kasir untuk mengambil uang. Setelah memegang segepok uang pecahan Rp 5 ribu, Asiang melemparkan uang itu ke wajah Salim. Ketegangan pun semakin meningkat. Salim mengaku akan melaporkan tindakan Asiang itu ke polisi.
Yang diancam malah semakin menantang dan menyundulkan kepalanya ke pelipis Salim serta meminta untuk dipukul terlebih dulu. Setelah mengancam akan menelpon Camat, Asiang pun membukakan pintu. Senin pagi, Salim mengantarkan surat visum ke Polresta untuk melengkapi laporannya pada Sabtu malam. Setelah itu, ia dan rekan-rekannya menuju bengkel Asiang.
Ia membantah rekan-rekannya memukul Asiang. Beberapa kepling memang menarik Asiang dan memitingnya ke tempat aman karena menurutnya, selain para kepling, tempat itu juga didatangi warga sekitar yang selama ini pernah mengadukan Asiang karena terganggu keberadaan bengkel miliknya.
"Kami hanya ingin memberikan shock therapy supaya dia tidak berbuat seperti itu lagi," katanya. Ia juga berharap proses hukum dilanjutkan agar para pengusaha tidak bersikap arogan kepada para kepling.
Sekretaris Camat Medan Timur, Ferry menegaskan aksi solidaritas yang dilakukan Salim Cs itu tidak dibenarkan.
"Camat kan tadi marah karena mereka datang seolah-olah ingin menyerbu. Karena itu camat menyuruh semua kepling pulang," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.