Warga Kampung Adat Cireundeu Tak Antusias Soal Pilgub
Warga berharap gubernur terpilih bisa memperhatikan kebudayaan Sunda.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, CIMAHI - Warga kampung adat Cireundeu, Kelurahan Leuwi Gajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, kurang antusias saat melakukan pencoblosan Pemilihan Gubernur (Pilgub), Minggu (24/2). Warga berharap gubernur terpilih bisa memperhatikan kebudayaan Sunda.
Hal ini terlihat saat Tribun memantau TPS 43 kampung Cireundeu. Dari 512 pemilih yang memiliki hak suara, baru setengahnya atau sekitar 250 orang yang menggunakan hak pilih hingga batas waktu pencoblosan akan berakhir.
Tidak berminatnya warga ke TPS karena mereka tidak mengetahui sosok calon dan banyaknya warga yang bekerja. Cantika (30), mengatakan tidak ada tim sukses yang mengenalkan pasangan calon. Akibatnya, warga kurang mengetahui sosok calon gubernur.
"Saya hanya tahu dari televisi. Terus banyak yang artis juga kan calon gubernur sekarang. Cuma selintas aja sih kenalnya," ujar Cantika saat ditemui seusai mencoblos di TPS 43, RW 10, Kampung Cireundeu, Kelurahan Leuwi Gajah, Minggu (24/2).
Warga kampung adat Cireundeu yang diresmikan menjadi desa wisata sejak 2010 mengharapkan gubernur terpilih bisa mengembangkan budaya sunda. Menurut ketua adat Cireundeu, Abah Emen, sebagai ketua adat ia tidak mengarahkan warganya untuk memilih salah satu pasangan calon.
"Mau siapa saja nanti yang menang jadi gubernur tetap kami dukung. Gubernur nanti juga harus bisa menghargai budaya Sunda, karena budaya asli Sunda sudah banyak tergerus," ujar Abah Emen di rumahnya Kampung Cireundeu, RW 10, Kelurahan Leuwi Gajah.
Ia menjelaskan, siapa saja nanti yang menang tidak akan terlalu berpengaruh terhadap keadaan kampung adat Cireundeu. Selama ini warga kampung juga sudah hidup mandiri.
Kampung Cireundeu dikenal sebagai kampung adat karena sudah turun temurun mengonsumsi singkong sebagai makanan pokoknya. Selain dikonsumsi, singkong dari kampung ini dijadikan percontohan ketahanan pangan di Kota Cimahi.