300 Kilometer Wilayah Indonesia Dicaplok Malaysia
Ratusan prajurit terlatih Kopassus TNI AD, menggembleng pelajar SMP dan mahasiswa Sulawesi Selatan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan prajurit terlatih Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, menggembleng pelajar SMP dan mahasiswa Sulawesi Selatan (Sulsel).
Mereka dilatih khusus untuk kembali menjadi warga negara yang siap mati demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pelatihan digelar dalam Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013. Ekspedisi yang berlangsung 15 Maret-22 Juni, juga diikuti anggota Polri, Badan Nasional Pengelola Perbatasan, pemerintah daerah, dosen, aktivis pencinta alam, organisasi kepemudaan, dan Pramuka.
Ekspedisi melibatkan 1.450 masyarakat sipil dan TNI-Polri, dipandu pasukan elite Kopassus. Dua prajurit Kopassus yang menjadi mentor ekspedisi adalah Danyon Kopasus 33 Jakarta Mayor Andriyanto dan Binpres Kopasus Wilayah Sulawesi Mayor Deni Gunawan.
Mereka menjelaskan target dan pengalaman ekspedisi serupa sebelumnya di redaksi Tribun, Selasa (26/3/2013). Mereka diterima Wapimred Tribun Timur Thamzil Tahir, Manajer Produksi AS Kambie, dan Redaktur Kota M Irham.
Mayor Deni dan Mayor Andriyanto menceritakan temuan miris saat ekspedisi di pesisir Pulau Kalimantan. Mereka berjalan kaki menyusuri sisi pulau terbesar di Indonesia.
"Temuan kami yang paling berkesan, sudah ada 300-an patok pembatas wilayah Indonesia dengan Malaysia yang hilang. Patok itu sudah dicaplok menjadi lahan perkebunan kelapa sawit yang diklaim Malaysia," jelas Mayor Deni.
Menurutnya, jarak satu patok dengan patok lain sekitar satu kilometer. Itu artinya, 300-an kilometer wilayah NKRI sudah tercaplok.
"Itu baru yang kelihatan, belum termasuk yang di bawah tanah yang mereka sedot lewat perusahaan tambang," ujar Mayor Andriyanto.
Salah satu tujuan ekspedisi ala Kopassus, memang untuk memetakan ulang wilayah NKRI. Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013, juga untuk memetakan satwa langka.
"Kegiatan yang akan dilaksanakan ada tiga, yakni penjelajahan, penelitian, dan kegiatan sosial. Tim akan terus mobile dan melakukan patroli selama empat bulan menggunakan mobil dan motor, termasuk melakukan perbaikan di daerah terisolir," papar Mayor Andriyanto.
Tim yang bergerak dari Kota Sungguminasa, Gowa, ke Malino mulai Senin (11/3/2013) lalu, sudah menjelalahi hutan Gunung Bawakaraeng untuk mencari spesies langka. (*)