Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasien Balita Meninggal Akibat Manajemen RSUD Buruk

Meninggalnya seorang pasien balita berusia 1,7 tahun di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam dianggap sebagai peristiwa mengenaskan

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pasien Balita Meninggal Akibat Manajemen RSUD Buruk
Serambi Indonesia/Khalidin
Ny Suti (28) histeris menangisi jasad kaku anaknya Zamra Tirta (1,7 tahun) yang meninggal dunia akibat penyakit infeksi paru-paru, Jumat (29/3/2013) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Khalidin

TRIBUNNEWS.COM, SUBULUSSALAM – Meninggalnya seorang pasien balita berusia 1,7 tahun di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam dianggap sebagai peristiwa mengenaskan dan mencoreng citra rumah sakit terkait. Kondisi tersebut terjadi lantaran buruknya manajemen RSUD Kota Subulussalam serta lemahnya pengawasan.

Demikian diungkapkan H.Mukmin Pardosi, anggota DPR Kota Subulussalam kepada Serambinews.com (Tribunnews.com Network), Sabtu (30/3/2013) menanggapi meninggalnya seorang pasien balita bernama Zamra Tirta yang mengalami penyakit infeksi paru-paru, Jumat (29/3/2013) malam.

Tirta meninggal dunia lantaran tidak ada Dokter di RSUD Kota Subulussalam ketika sang bocah mengalami masa kritis (emergency).

Politisi partai Hanura ini juga menyatakan kekecewaannya terhadap Direktur RSUD Kota Subulussalam, dr Azman karena kerap meninggalkan daerah dan dinilai kurang disiplin. Bahkan saat kejadian meninggalnya pasien balita pengidap penyakit infeksi paru-paru, sang direktur dikabarkan tengah berada di luar daerah atau dinas luar. H Mukmin mengaku telah menghubungi via telepon seluler beberapa kali namun tidak diangkat. Terhadap kasus ini, Mukmin berjanji pihaknya melalui pimpinan DPR Kota Subulussalam akan memanggil direktur RSUD guna menjelaskan kasus tersebut.

Mukmin mengakui bahwa meninggalnya pasien merupakan takdir Yang Maha Kuasa, namun yang disesalkan menyangkut adanya kelalaian manusia yaitu pelayanan. Mukmin tidak menyalahkan para perawat RSUD tersebut tetapi yang disesalkan menyangkut ketiadaan dokter dalam kondisi pasien mengalami gawat darurat. Mukmin pun menegaskan kasus tersebut tidak boleh terulang lagi, harus ada perbaikan ke depannya.

"Ini harus dituntaskan, jangan sampai kasus ini terulang lagi, terus terang kami sangat kecewa atas layanan rumah sakit. Jadi wajar kalau warga datang kemari ramai-ramai, jangankan masyarakat saya sendiri kecewa dan datang ke rumah sakit ini. Intinya yang kami persoalkan pelayanannya, katakanlah nyawa tidak bisa dihalangi tapi setidaknya dokter ada," tandas Mukmin.

Berita Rekomendasi

Seperti diberitakan, seorang pasien balita bernama Zamra Tirta yang mengalami penyakit infeksi paru-paru, Jumat (29/3/2013) malam akhirnya meninggal dunia lantaran tidak ada Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam ketika sang bocah mengalami masa kritis (emergency).

Dokter jaga pada malam itu dilaporkan keluar untuk mengikuti pengajian dan baru kembali setelah bocah yang baru berusia 1,7 tahun itu menghebuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 22.00 WIB.

Supartono (35), ayah kandung pasien kepada wartawan mengaku kecewa atas penanganan terhadap anaknya. Betapa tidak, Supartono yang merupakan penduduk Desa Pegayo (Mekem) Kecamatan Simpang Kiri ini mengaku kalau sang anak mendapat penanganan yang kurang memadai dari tim medis. Bahkan Supartono menduga kalau sang anak saat itu hanya ditangani bidan dan perawat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas