Aktivitas Gunung Guntur Garut Menurun
Meski masih berstatus waspada, kegempaan Gunung Guntur di Kabupaten Garut menurun, Rabu (3/4/2013)
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Meski masih berstatus waspada, kegempaan Gunung Guntur di Kabupaten Garut menurun, Rabu (3/4/2013). Sehari sebelumnya, sempat terjadi gempa tremor tanpa henti di gunung api terbesar di Kabupaten Garut ini antara pukul 07.05 sampai pukul 17.58 WIB.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Guntur pada Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Ade Kosasih, mengatakan dari pukul 00.00 sampai 09.00 WIB, Rabu (3/4/2013), terjadi sekali gempa tektonik lokal, dua kali gempa vulkanik B, dan empat kali gempa tektonik jauh.
"Ditetapkannya status jadi waspada karena tercatat terjadi kegempaan secara terus menerus, tetapi sekarang mulai menurun. Dan masih waspada statusnya," kata Ade saat ditemui Tribun Jabar (Tribunnews.com Network) di pos pengamatan, Rabu (3/4/2013).
Dengan status Gunung Guntur yang masih tetap waspada, warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung.
Menurut Ade, setidaknya terdapat sejumlah kawah besar yang dipantau di lokasi Gunung Guntur, diantaranya Kawah Guntur, Masigit, Japati, Parupuyan, dan Geulis. Salah satu kawah teraktif adalah kawah Japati yang memiliki semburan uap atau blast.
Ade mengatakan kondisi air panas di kawasan Cipanas masih normal, yakni dengan kisaran suhu 44 sampai 48,5 derajat Celcius. Namun pihaknya belum bisa mengambil pengambilan data langsung ke kawahnya.
Aktivitas Gunung Guntur yang sempat meningkat, menurut Ade dapat dilihat dari waktu penggantian kertas seismograf. Akibat peningkatan aktivitas, kertas harus diganti dua sampai satu jam sekali dari sebelumnya sebanyak 12 jam sekali.
"Sejarah mencatat terjadi 21 kali letusan Gunung Guntur. Tidak ada sejarah kalau gunungnya longsor dulu, baru meletus. Tapi langsung meletus saja. Menurut ahli geografi Junghuhn, saat meledak pada 1843, gunung ini menyemburkan material sebesar telur ayam sampai kawasan Ciledug Garut Kota," ucapnya.
Gunung Guntur, sempat naik status menjadi waspada pada tahun 1997 dan 2002. Beberapa hari kemudian, statusnya kembali normal. Setelah erupsi terakhir pada tahun 1840-1847, berupa aliran lava dan lontaran piroklastik, Gunung Guntur belum mengalami erupsi lagi. Gunung ini pun belum pernah berstatus siaga.
Pemukiman terdekat dengan Gunung Guntur adalah Kampung Cikatel dengan jarak 3,8 kilometer dari puncak gunung. Selain itu, kawasan wisata Cipanas berjarak 4 kilometer dari puncak gunung. Karenanya, ancaman gunung setinggi 2.239 meter di atas permukaan laut ini cukup tinggi.
"Tanggal 31 Maret 2013 GPS di Kawasan Masigit rusak. Makanya tidak bisa rekam data. Sedangkan tiga GPS pemantau masih berjalan, yakni di Kawasan Citiis, Sodong, dan Pos Guntur," kata Ade.
Saat gempa tremor terjadi kemarin, para petugas di pos pengamatan sempat waswas. Mereka khawatir terjadi gempa vulkanik terus-menerus disertai gempa tremor dengan amplituda kian membesar. Sebab proses letusan gunung bisa terjadi dalam hitungan jam.
Semburan awan panas dari dalam Gunung Guntur menjadi salah satu ancaman utama jika gunung yang tengah terlelap tidur ini meletus. Sebab kecepatan awan panas ini sangat cepat menuruni gunung ke kawasan lembah. (Sam)