Pakde Karwo Pusing Tidak Bisa Menutup Gang Dolly
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, mengaku pusing karena tidak bisa merealisasi janjinya menutup lokalisasi Dolly.
Laporan Wartawan Surya, Didik Mashudi
TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, mengaku pusing karena tidak bisa merealisasi janjinya menutup lokalisasi Dolly. Berbagai upaya telah dilakukan, tapi selalu kandas.
"Salah satu progam saya memang menutup Dolly. Tapi karena pengurus RT/RW di Dolly juga menjadi mucikari, masalahnya menjadi sulit," ungkap peia yang akrab disapa Pakde Karwo itu dalam pidato pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Nganjuk, Selasa (16/4/2013).
Meski belum berhasil merealisasi menutup Dolly, namun Pakde Karwo mengaku bersyukur sudah dapat menutup lokalisasi Bangunrejo dan Bangunsari di Surabaya.
Selain itu beberapa lokalisasi di kabupaten sudah berhasil ditutup seperti di Blitar dan Tulungagung. "Lahan eks lokalisasi juga telah dihibahkan untuk masjid dan musala," tambahnya.
Jumlah PSK yang ada di Jatim sekarang sudah berkurang 2.526. Namun diakuinya masih ada sekitar 7.012 PSK yang masih beroperasi. "Saya hafal angkanya karena saya data terus," ujarnya.
Dalam progam memberantas prostitusi, Pakde juga bekerjasama dengan sejumlah ustad yang bertugas merayu atau nglembuk para PSK agar kembali jalan yang benar. "Bagi PSK yang sadar mengakhiri profesinya dapat bantuan modal Rp 3 juta per orang," tambahnya.
Selain modal juga mendapatkan pelatihan ketrampilan sehingga setelah tidak menjadi PSK masih dapat hidup mandiri. Pakde Karwo juga optimistis progamnya menutup lokalisasi bakal berhasil karena banyak dibantu berbagai elemen masyarakat. Dari Front Pembela Islam juga banyak membantu menyadarkan para PSK.
"Malahan salah satu ustad FPI bilang kepada saya sejelek-jeleknya PSK masih ada sisi yang baik untuk pembinaan," tutur Pakde Karwo.
Pemberantasan PSK juga menjadi progamnya tahun depan guna penguatan ekonomi perempuan supaya menjadi pelaku ekonomi yang tangguh. "Perempuan itu selalu hati-hati menggunakan uang," ujarnya